TAKUNG ASE KAE WEKI (WINA WA)
Jumat, 27 Desember 2024
Sabtu, 21 Desember 2024
RIMA (DURIT) DALAM BAHASA MANGGARAI DAN BAHASA LAIN
RIMA (DURIT) DALAM BAHASA MANGGARAI DAN BAHASA LAIN
1. RIMA DALAM BAHASA INDONEISA
https://katadata.co.id/berita/nasional/620b87ee99075/penjelasan-jenis-rima-dan-contohnya-dalam-puisi
1. Jenis Rima Berdasarkan Persesuaian Bunyi dalam
Kata atau Suku Kata
Jenis rima berdasarkan
persesuaian bunyi dalam kata atau suku kata dibagi menjadi: Rima penuh, yaitu
persamaan bunyi pada seluruh suku kata terakhir. Contohnya “sayur mayur”. Rima
mutlak, yaitu persamaan bunyi akhir pada seluruh kata. Contohnya
“Mendatang-datang jua. Kenangan masa lampau. Menghilang muncul jua. Yang dulu
silau-silau.” Rima paruh, yaitu persamaan bunyi akhir pada suku kata terakhir.
Contohnya “campur baur”. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi pada awal kata.
Contohnya “sedu sedan”. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi vokal pada kata.
Contohnya “ketekunan kegemukan”. Rima konsonansi, yaitu persamaan bunyi
konsonan pada kata. Contohnya “kocar kacir”. Rima disonansi, yaitu pertentangan
bunyi vokal kata. Contoh “kisah kasih”. Rima rangkai, yaitu persamaan bunyi
pada beberapa kata dalam sebuah kata. Contohnya rima a-a-a-a atau b-b-b-b. Rima
rupa, yaitu persamaan bunyi huruf yang mirip tetapi berlainan arti. Contohnya
“kumbang” dan “kembang”.
2. Jenis Rima Berdasarkan
Letak Kata dalam Baris Kalimat
Jenis rima berdasarkan
letak kata dalam baris kalimat dibagi menjadi: Rima awal, yaitu persamaan kata
yang terletak pada sajak kalimat. Contoh “Dari mana hendak ke mana. Dari sawah
hendak ke rumah. Dari mana kita berkelana. Dari rumah menuju dunia”. Rima
tengah, yaitu persamaan kata atau suku kata yang terletak di tengah kalimat
atau baris. Contohnya “Pohon nangka buahnya jarang. Pohon asam tingginya
menjulang. Siapa sangka dinda senang. Muka masam rai tak riang”. Rima akhir,
yaitu persamaan kata atau suku kata pada akhir kalimat atau baris. Contohnya
“Burung nuri terbang tinggi. Burung dara menari-nari. Hati siapa takkan iri.
Melihat dara si jantung hati.”
3. Jenis Rima Berdasarkan Letak Pasangannya dalam
Bait Jenis rima berdasarkan letak pasangannya dalam bait dibedakan menjadi:
Rima terus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku
kata pada akhir setiap baris. Contohnya “Abdul Nuluk putra Baginda. Besaran
sudah bangsawan muda”. Rima kembar, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata
yang saling berpasangan. Contohnya “Sedikitpun matamu tak mengerling. Memandang
ibumu sakit berguling. Air matamu tak bercucuran. Tinggalkan ibumu tak
penghiburan.” Rima silang, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang
diletakkan secara silang. Contoh “Kalau ada sumur di ladang. Boleh kita
menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang. Boleh kita berjumpa lagi.” Rima
peluk, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpelukan atau
diapit satu atau dua suku kata yang sama bunyinya. Contoh: “Hati memuja Tuhan
kuasa. Gerak laku jauhlah hari. Maafkan aku yang Gusti. Dalam usaha yang alpa.”
Rima putus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang putus. Contohnya
“Padamu seribu mawar sudah kuberi. Sekedar membeli cintamu. Tapi kau tetap
membatu, diam dan bisu. Walau seribu tahun sudah aku menunggu, rindu, pilu”.
Rima bebas, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara
bebas.
Analisis Rima dalam Puisi
“Hujan Bulan Juni” Karya Sapardi Djoko Damono Hujan Bulan Juni Tak ada yang
lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakan rintik rindunya Kepada pohon
berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapusnya jejak-jejak
kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan
Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan Diserap akar pohon bunga itu Puisi Hujan
Bulan Juni memiliki rima yang bebas tidak ada pengulangan bunyi tertentu.
Bait pertama berima a-i-a-u, bait kedua berima a-i-a-u, dan bait ketiga berima
i-i-a-u.
Puisi Hujan Bulan Juni memiliki rima yang
bebas tidak ada pengulangan bunyi tertentu. Bait pertama berima a-i-a-u, bait
kedua berima a-i-a-u, dan bait ketiga berima i-i-a-u.
Toha-Sarumpaet dan Budianta dalam buku Membaca
Sapardi menjelaskan bahwa, Hujan Bulan Juni menggunakan bahasa yang sederhana,
mulai dari pilihan kata hingga kalimatnya. Di balik segala kesederhanaan itu,
tersimpan makna denotatif dan konotatif dengan kualitas sejajar dan sama
pentingnya. Bahasa sederhana dalam puisi Hujan Bulan Juni membuat pembacanya
memhami pesan yang tersurat di dalamnya.
FUNGSI RIMA: Penggunaan rima pada penulisan puisi berfungsi untuk memperindah bunyi.
************
2. RIMA (DURIUT DALAM BAHASA ASING) - LATIN
- Luffa acutangula (gambas) - rima pada bagian akhir kata.
- Cinnamomum verum = kayu manis
- Mangifera indica = Mangga
- Oryza sativa = padi
- Coffea arabica = kopi arabika.
- Artocarpus altilis = sukun
- Blumea Balsamifera = sembung. (Daun sembung terasa pahit, ada di dekat kamar tukang , bagian timur di JPS. Atau bagian Barat lapangan JPS, dekat pohon sukun. Daun sembung bisa mengobati ginjal. One Manggarai ngasangn : Saung tungku mose.
JPS, 21 Desember 2024.
3. RIMA (DURIUT DALAM BAHASA ASING) - ITALIA
1 Sudando la gota gorda = Pipiku berkeringat (JPS, 4 Agustus 2025)
Senin, 25 November 2024
MBATA SERANI DU HANG WOJA (PENTI) - GENDANG KILIT - NGGALAK - REO
MBATA SERANI DU HANG WOJA (PENTI) - GENDANG KILIT - NGGALAK - REO
Kumpulan Lagu Mbata & Nengkung Saat Misa Malam Hang Woja (Penti) Gendang Kilit- Manggarai
Jumat, 15 November 2024
ADAK WALEK WATU WAE
ADAK WALEK WATU WAE
Adak Waelek watu wae hitu adak ireng gorei (duat) uma (tana). Du hitu tana toem segot le mensiad.
Du nia Waelk watu wae hoo? Ata bae dakun du manga rowa one beo. Eone adak Manggarai, eme manga ata rowa, weki one beo ireng te lako duat (gori) nnger peang uma. Hitu ngasangn ireng botek, reing te gori ai reme susa wajol manga ata mata.
NB: Aku denge istilah Walek watu Wae hoo du sidang terbuka Thesis S3 de Pater Sefri Juhani, SVD,
1 November 2024 - . Hoo wa Link:
Ujian Terbuka Promosi Doktor Sefrianus Juhani, Lic (1 November 2024)
Jumat, 01 November 2024
TOROK TAE DE ANAK KOE SEKOLA
TOROK TAE DE ANAK KOE SEKOLA
https://www.facebook.com/reel/1039846897683584 (aku FB: Atris Jaman - Reels)
Acara penjemputan Team Asesor
Tuak Curu dibawakan oleh peserta Didik SDK Leweng
.........
Wali di'a lami kamping Mori agu Ngaran
Ai am leles kete kebe. tadang keta salang dite mai cee SDK Reweng
Yo woko lambu mbaru, liba natas , lejong beo dite leso hoo ,
Bengkes keta nai dami , neho tendeng tuka mesegm, neho joreng tuka koegm .
Nai ca anggit, tuka ca leleng , naka neho wua nangka, kapu neho wua pau lami ite
Yo hoo tuak titis te tiba ite, cee natas SDK Leweng.
Yo, kepok (teing tuak).
Note: Tuak titis. Menunut akun, hoo setitits tuak ( sebutir tuak - arak / bir). Titis = butir
JPS, 2 November 2024.
Kamis, 26 September 2024
GAUK NAU MANGGARAI
GAUK NAU MANGGARAI
- Medes = tegak lurus / jujur / setia
- Sedek = tegak lurus
- Lencek = tegak lurus
- Seber = rajin,
- Neka ngonde (nenggo) = jangan malas (1 - 5, JPS, 27 September 2024).
Rabu, 25 September 2024
NUNDUK ADAK TODO, AGU WELA LOE (RUENG)
NUNDUK ADAK TODO
https://www.facebook.com/reel/917579473730145
Pange (menurut) Kraeng Agustinus, adak Todo
Empo de adak Todo mai peang mai Minangkabau, Sumatra Barat.
Empo hoo pake perahu. limbang tasik mbilar.
Perahu dise asi wa Werloka, Kecamatan Komodo. Mai wa mai Werloka ise masuk Lale Lombong (Lembor), poli hitu masuk Todo.
Kraeng Agustinus wae (keturunan) te 10.
JPS, 25 September 2024.
********
Damang terjemahkan ngger one Tombo Manggarai nunduk hoo.
NUNDUK GENDANG LOKE NGGERANG (WELA LOE) - .....(VERSI) .TODO
SEJARAH LOKE NGGERANG (WELA LOE) – BERSI TODO
https://www.youtube.com/watch?v=fiWEnoYqMCg
ORANG
MANGGARAI HARUS NONTON I GENDANG KULIT MANUSIA
Dere LAWA GO
- kisah tentang Kerajaan Manggarai /
TODO – Todo Ibu kota , Ruteng sebagai ………
Leluhur Wae
Rebo – bagian dari Kerajaan Todo yang berperan sebagai Penjaga
Gudang.
Saya menulis
kisah ini seturut penuturan Tetua Adat
Niang Todo: Bapak Agustinus Bandung, Keturunan ke 10 Adak Todo. Suku
Todo berasal dari Minangkabau. Bapak Agustinus ini keturunan ke 10- Orang Minangkabau
di Todo. Lalu Herry Nabit (Bupati
Mannggarai ( 2021 – 2024, 2024 -2029). Setelah 56 tahun baru
orang Todo menjadi pemimpin
(Bupati) di Manggarai.
Di Kampung Todo, Kecamatan
Satarmese Utara, Kabupate Manggrai ada alam musik tabuh yang disebut Gendang Loke Nggerang. Gendang ini sangat khas karena terbuat dari kulit
manusia. Bagaimana sejarah Gendang Loke
Nggerang ini? Berukut kisahnya versi orang Todo.
Zaman dahul;u, Kerjaan Todo
membina relasi dengan Kerajaan Bima. Hubungannya adalah Bima sebagai tuan (Pemimpin) dan Suku Todo sebagai yang dipimpin (bawahan). Sebagai bawahan Todo
harus menyerahkan upeti (persembahan) kepada Kerajaan Bima. Pada suatu
hari Kerajaan Todo mengutus orang ke
Bima untuk membawa upeti. Nama utusan itu adalah Kraeng Parera. Keluarga
Kraeng Parera menjaga niang Paa
(?) di Karajaan Todo. Kraeng Parera menuju Bima untuk membawa Upeti. Di sana
dia berkeanal dengan seorang gadis cantik. Ada rasa ketertarikan diantara mereka. Gadis
ini keturunan India. Lalu mereka kawin. Saat Kraeng Parera pulang ke Manggarai, istrinya ikut
juga. Ketika tiba di Labuan Bajo Manggarai, mereka beristirahat sebentar.
Lalu ada kabar bahwa keluarga dari istrinya di India sakit. Maka Karaeng Parera menuju ke India untuk menjenguk keluarga
istrinya. Saat itu kondisi istrinya sedang mengandung. Kraeng Parera
berpesan, apabila nanti anak ini lahir, jenis kalaminnya laki-laki maka biarkan dia hidup tetapi bila bila jenis kelaminya perempuan maka ia harus dibunuh.” Pesannya. Istrinya
mendengarkan dan mencamkan hal itu. Lalu istrinya yang seang mengandung itu pindah ke Ndoso (bagian Utara Todo) . Tiba saatnya Ia melahirkan. Tenyata anaknya adalah perempuan.
Anak ini sangat cantik. Ibunya memberi nama Rueng. Maka timbul rasa sedih dalam hati istrinya karena ia harus membunuh anaknya hanya karena
berjenis kelamin perempuan. Maka dia
mencari akal, bagaimana meyelamatkan anak cantiknya ini, sambil tetap patuh kepada
suaminya. Maka ia berpikir
mencari solusi. Dia menemukan ide yakni anak
itu dibiarkan hidup tetapi harus
diserahkan kepada orang lain untuk mengasuhnya dan sebagai gantinya dia membunuh seekor
anjing lalu menguburkannya di tanah. Nanti kubur itu sebagai bukti nyata untuk ditunjukkan kepada suami bahwa
anak mereka berjenis kelamin perempuan
dan seturut nasihat suami, harus dibunuh dan dikuburkan. Dia lakukan hal itu. Bayi cantik perempuan
ini dia
serahkan kepada seorang nenek
penjaga kebun di tepi hutan. Anak itu bertumbuh menjadi gadis remaja. Kecantikannya memesona semua orang. Kisah kecantikannya
tersebar ke berbagai penjuru wilayah, bahkan
sampai ke Kerjaan Bima. Selain sampai ke
Raja Bima, kisah kecantikan gadis remaja ini sampai juga ke Raja Todo.
Kedua raja ini ingin menikahi gadis ini.
Mereka bersaing untuk
mendapatkannya. Demi menghindari
pertengkaran maka diputuskan gadis ini dibuuh saja. Saat ini dia masih sangat
belia. Dia ibarat bunga yang sedang mekar-mekarnya. Maka anak
gadis itu disebut juga dengan sebutan Wela Loe ( Bunga muda yang sedang mekar indah
menawarik hati). Raja Todo
memerinatkan kulit gadis itu dibuatkan
gendang. Todo dan Pongkor merupakan
kakak beradik. Lalu Gendang kulit Nggerang (Wela Loe) ini dibagi 2,
Gendang kulit perut disimpan di Niang Todo, sedangkan kulit punggung disimpan
di Niang Pongkor. Pada suatu masa. Ada momen di mana Gendang /
Niang Pongkor terbakar maka Gendang Loke
Nggerang juga turut terbakar. Gendang Nggerang (Wela Loe) sekarang tesimpan di Niang Todo. Keadaannya sudah
rusak. Beberapa daswarsa yang lalu, Guru Tadeus mengambil sedikit kulit Gendang Nggerang
lalu memberikannya kepada Pater Stanis Ograbeck, SVD – misionaris Polandia
– membawa sebagain kecil kulit gendang
Nggerang (Wela Loe) ini ke Polandia untuk diteliti apakah itu benar-benar kulit
manusia atau kulit hewan,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa itu kulit
manusia. Maka Pater Stanis menganjurkan
agar Gendang ini dijaga dan dirawat
dengan baik supaya tidak cepat rusak.
Maka dibuatkan peti kaca lalu gendang
Nggerang (Wela Loe) disimpan di situ sampai sekarang. Saat ini, untuk melihat Genang Loke Nggerang (Wela Loe) harus minta izin
kepada tetua adat di Todo. Bila tidak meminta izin maka tidak akan munculk bila diambil gambarnya/ videonya. Selain Gendang nggerang di Niang Todo ada Pedang yang disebut Temba Jera, Pedang itu bernilai magis karena bila ada orang yang berniat jahat kepada Todo, maka tetua
adat Todo mengadakan ritual adat, maka
pedang itu akan terbang sendiri
untuk mencari musuh yang meyakiti Todo . Pedang itu bisa ja melukai atau
membunuh musuh itu. Ada nyanyian dan music Manggarai yang mengisahkan Wela loe yakni: Taki tu
Wela Loe. Itu kisah Gendang Loke Nggerang di Niang Todo.
JPS, 21 Juli 2025.
Senin, 23 September 2024
DERE EMBONG ANAK
DERE EMBONG ANAK ( NB: Huruf é)
1. EMBONG ANAK Le: Frans Jelata
Embong anak, embong anak geong ge...... ( i i ii, 6 6 65 67 6 55)
Anak bara neka jangar (5 6 65 53 33)
Wua tuka neka wula ( 44 54 42 43)
Embong anak, embong, embong o......... (33 43 2 11)
Toko ga...., toko ga, toko ga...., toko ga.... som toko ga... ( 33 4 55 , 33 4 55 5 44, 55 44 33)
JPS, 23 September 2024, not ditulis pada Oktober 9, 2024, edit lagi, 21 Mei 2025.
2. NDING NDAKA NDING
Ndong ndaka nding ndaka nding, ndaka nding
Eme ge...eme tua' ga,
Ngo sekola ga, sesop bel.... ga, belpoint
JPS, 23 September 2024
Selasa, 20 Agustus 2024
MBATA - SANDA POLITIK (KAMPANYE)
MBATA - SANDA POLITIK (KAMPANYE)
MBATA POLITIK (KAMPANYE)
Mbata DAENG weta de hery hery compang
bere cibal barat
https://www.youtube.com/watch?v=QznHT_0CdV4
S1: Daeng a…..daeng rame-rame go daeng o….
O…u..o….. ite lawa Cowang Dereng ,
Mai teti Hery – Hery , kudut lonto le bongkok,
Rinduk- rinduk daeng e
W: Ina
nggitu wintukd ae…a….e….a…
Ina nggoo
tombod o ae…a….e….a…
A…o…… ….. ite lawa Cowang Dereng ,
Mai teti Hery – Hery , kudut lonto le
bongkok,
Rinduk- rinduk daeng e
S2: Daeng a…..daeng rame-rame go daeng o….
O…u..o….. meu ema lami gendang ,
Neka behas neho kena , Neka koas
neho kota,
Rinduk- rinduk daeng e
W: Ina
nggitu wintukd ae…a….e….a…
Ina nggoo
tombod o ae…a….e….a…
A…o…… ….. ite lawa Cowang Dereng ,
Mai teti Hery – Hery , kudut lonto le
bongkok,
Rinduk- rinduk daeng e
Inga
nggitu wintukd o ae e..a…e….a…….
Nga nggo
tombod o a…e..a…e…a……
A…o meu
ema lami Gendang,
Neka behas
neho kena , Neka koas neho
kota,
Rinduk- rinduk daeng e
W: Ina nggitu wintukd ae…a….e….a…
Ina nggoo tombod o ae…a….e….a…
A…o…… ….. ite lawa Cowang Dereng ,
Mai teti Hery – Hery , kudut lonto le bongkok,
Rinduk- rinduk daeng e
JPS, 20
Agustus 2024.
Minggu, 18 Agustus 2024
RUTENG PUU
RUTENG PUU
https://www.youtube.com/watch?v=J7M6167h1WE
Berburu Bunyi Flores,Manggarai Episode 5
Langganan:
Komentar (Atom)