Kamis, 26 September 2024

GAUK NAU MANGGARAI

 GAUK   NAU MANGGARAI

  1. Medes = tegak  lurus / jujur / setia
  2. Sedek =  tegak  lurus 
  3. Lencek = tegak  lurus
  4. Seber = rajin, 
  5. Neka ngonde (nenggo) = jangan malas  (1 - 5, JPS, 27 September 2024). 



Rabu, 25 September 2024

NUNDUK ADAK TODO, AGU WELA LOE (RUENG)

 NUNDUK ADAK TODO

https://www.facebook.com/reel/917579473730145


Pange (menurut) Kraeng Agustinus, adak Todo


Empo de adak Todo  mai peang  mai  Minangkabau, Sumatra Barat. 

Empo hoo pake  perahu. limbang  tasik mbilar. 

Perahu  dise  asi  wa Werloka,  Kecamatan Komodo. Mai  wa mai Werloka  ise masuk Lale Lombong (Lembor), poli hitu  masuk  Todo. 

Kraeng Agustinus   wae (keturunan)  te  10. 


JPS, 25 September 2024. 

********


Damang terjemahkan ngger one  Tombo Manggarai  nunduk hoo. 

NUNDUK GENDANG LOKE NGGERANG (WELA LOE)  - .....(VERSI) .TODO


SEJARAH LOKE NGGERANG  (WELA LOE) – BERSI TODO

https://www.youtube.com/watch?v=fiWEnoYqMCg



ORANG MANGGARAI HARUS NONTON I GENDANG KULIT MANUSIA

 

Dere LAWA GO -  kisah tentang Kerajaan Manggarai / TODO – Todo Ibu kota , Ruteng sebagai ………

Leluhur Wae Rebo – bagian dari Kerajaan Todo yang berperan sebagai  Penjaga  Gudang.

Saya menulis kisah ini seturut penuturan Tetua Adat  Niang Todo: Bapak Agustinus Bandung,  Keturunan ke 10 Adak Todo.   Suku  Todo berasal dari  Minangkabau.  Bapak Agustinus ini keturunan ke 10- Orang Minangkabau  di Todo. Lalu Herry Nabit (Bupati Mannggarai ( 2021 – 2024, 2024 -2029).  Setelah  56 tahun baru  orang Todo  menjadi pemimpin (Bupati) di Manggarai.

Di Kampung Todo, Kecamatan  Satarmese Utara, Kabupate Manggrai ada alam musik  tabuh yang disebut Gendang Loke Nggerang.  Gendang ini   sangat khas karena terbuat dari kulit manusia.  Bagaimana sejarah Gendang Loke Nggerang ini? Berukut  kisahnya  versi orang Todo.

Zaman dahul;u, Kerjaan Todo  membina relasi dengan Kerajaan Bima. Hubungannya adalah  Bima sebagai tuan (Pemimpin) dan  Suku Todo sebagai  yang dipimpin (bawahan). Sebagai bawahan Todo harus menyerahkan upeti (persembahan) kepada Kerajaan Bima. Pada suatu hari  Kerajaan Todo mengutus orang ke Bima untuk membawa upeti. Nama utusan itu adalah   Kraeng Parera.  Keluarga   Kraeng Parera menjaga  niang Paa (?) di  Karajaan Todo.  Kraeng Parera menuju Bima  untuk membawa Upeti.  Di sana  dia berkeanal dengan seorang gadis cantik.  Ada rasa ketertarikan diantara mereka. Gadis ini keturunan India. Lalu mereka  kawin.  Saat Kraeng Parera pulang ke Manggarai, istrinya  ikut  juga.  Ketika  tiba di Labuan  Bajo Manggarai, mereka beristirahat sebentar. Lalu ada kabar bahwa keluarga dari istrinya di India  sakit. Maka Karaeng Parera  menuju ke India untuk menjenguk keluarga istrinya. Saat itu kondisi istrinya sedang mengandung. Kraeng Parera berpesan,  apabila  nanti anak ini lahir, jenis kalaminnya  laki-laki maka biarkan dia  hidup tetapi bila  bila jenis kelaminya  perempuan maka ia  harus dibunuh.” Pesannya. Istrinya mendengarkan dan mencamkan  hal itu.  Lalu istrinya yang seang mengandung itu  pindah ke Ndoso (bagian Utara Todo) .  Tiba saatnya Ia  melahirkan. Tenyata anaknya adalah perempuan. Anak ini sangat cantik. Ibunya memberi nama Rueng. Maka  timbul rasa sedih dalam hati istrinya karena  ia harus membunuh anaknya hanya karena berjenis kelamin perempuan. Maka  dia mencari akal, bagaimana meyelamatkan anak cantiknya ini, sambil tetap  patuh kepada  suaminya.  Maka ia berpikir mencari solusi. Dia menemukan  ide yakni anak itu dibiarkan hidup tetapi harus  diserahkan kepada orang lain untuk mengasuhnya  dan sebagai gantinya dia membunuh seekor anjing lalu menguburkannya di tanah. Nanti kubur itu sebagai  bukti nyata untuk ditunjukkan kepada suami bahwa anak  mereka berjenis kelamin perempuan dan seturut nasihat suami, harus dibunuh dan dikuburkan.  Dia lakukan hal itu. Bayi cantik perempuan ini  dia  serahkan kepada seorang  nenek penjaga  kebun di tepi hutan.  Anak itu bertumbuh  menjadi gadis   remaja. Kecantikannya  memesona semua orang. Kisah kecantikannya tersebar ke berbagai penjuru wilayah, bahkan  sampai ke Kerjaan Bima. Selain sampai ke  Raja Bima, kisah kecantikan gadis remaja ini sampai juga ke Raja Todo. Kedua raja ini ingin  menikahi gadis ini.  Mereka bersaing untuk mendapatkannya.  Demi menghindari pertengkaran maka diputuskan gadis ini dibuuh saja. Saat ini dia masih sangat belia. Dia  ibarat  bunga yang sedang mekar-mekarnya. Maka anak gadis itu disebut juga dengan sebutan  Wela Loe ( Bunga muda yang sedang mekar indah menawarik hati).  Raja Todo memerinatkan   kulit gadis itu dibuatkan gendang.  Todo dan Pongkor merupakan kakak  beradik. Lalu Gendang  kulit Nggerang (Wela Loe) ini dibagi 2, Gendang kulit perut  disimpan di  Niang Todo, sedangkan kulit punggung disimpan di   Niang  Pongkor.  Pada suatu masa. Ada momen di mana Gendang / Niang Pongkor terbakar maka  Gendang Loke Nggerang juga  turut terbakar.  Gendang Nggerang (Wela Loe)  sekarang tesimpan di Niang Todo. Keadaannya  sudah  rusak. Beberapa daswarsa yang lalu, Guru Tadeus  mengambil sedikit kulit Gendang Nggerang lalu  memberikannya kepada  Pater Stanis Ograbeck, SVD – misionaris Polandia – membawa   sebagain kecil kulit gendang Nggerang (Wela Loe) ini ke Polandia untuk diteliti apakah itu benar-benar kulit manusia atau kulit hewan,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa itu kulit manusia. Maka Pater Stanis  menganjurkan agar  Gendang ini dijaga dan dirawat dengan baik supaya  tidak cepat rusak. Maka  dibuatkan peti kaca lalu gendang Nggerang (Wela Loe) disimpan di situ sampai sekarang.  Saat ini, untuk melihat Genang   Loke Nggerang (Wela Loe) harus minta izin kepada tetua adat di Todo. Bila tidak meminta izin maka  tidak akan munculk  bila diambil gambarnya/ videonya.  Selain Gendang nggerang di Niang Todo ada  Pedang yang disebut Temba Jera,  Pedang itu bernilai magis karena  bila ada orang  yang berniat jahat kepada Todo, maka tetua adat Todo mengadakan ritual adat, maka  pedang itu akan terbang sendiri  untuk mencari  musuh yang meyakiti  Todo . Pedang itu bisa ja melukai atau membunuh musuh itu. Ada nyanyian dan music  Manggarai yang mengisahkan Wela loe yakni:  Taki tu  Wela  Loe.    Itu kisah   Gendang Loke Nggerang di Niang Todo.

JPS, 21 Juli 2025. 


Senin, 23 September 2024

DERE EMBONG ANAK

 DERE EMBONG ANAK       (  NB:  Huruf    é)


1. EMBONG ANAK     Le: Frans Jelata

Embong anak, embong anak   geong ge...... ( i i ii, 6 6 65  67 6 55)

Anak  bara  neka jangar (5 6 65 53 33)

Wua  tuka  neka  wula  ( 44 54 42 43)

Embong anak, embong, embong o......... (33 43 2 11)


Toko ga...., toko ga, toko ga...., toko ga.... som toko ga... (  33 4 55 , 33 4 55 5 44, 55 44  33)


JPS,  23  September 2024,  not  ditulis pada Oktober 9, 2024,  edit  lagi, 21 Mei 2025. 



2. NDING NDAKA NDING


Ndong ndaka nding ndaka nding, ndaka nding 

Eme ge...eme tua' ga, 

Ngo sekola ga, sesop bel.... ga,  belpoint


JPS,  23  September 2024