Caci
Menari-nari di Pantai Pede Labuan Bajo
Jumat, 16 Mei 2014 | 08:03 WIB
KOMPAS.COM/I
MADE ASDHIANA Caci di Pantai Pede, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara
Timur, Minggu (11/5/2014).
FESTIVAL Komodo
di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Minggu (11/5/2014)
digabung dengan acara Wonderful Adventure Indonesia Asia Pacific Hash 2014.
Peserta hash dinamakan hasher. Kegiatan ini diisi dengan berjalan kaki atau
berlari melintasi alam. Hash menawarkan kebugaran, kesenangan dan jalinan
persahabatan. Puncak acara Asia Pacific Hash 2014 digelar di Bali yang diikuti
sekitar 2.000 peserta. Kemudian, sekitar 500 peserta menuju Manggarai Barat
untuk menikmati keindahan alam Labuan Bajo.
Sore itu, pantai Pede menjadi ajang titik start para hasher berjalan kaki sekitar 5 kilometer dengan rute: Pantai Pede - Air Kemiri - Puncak Waringin - Kampung Ujung - Pelabuhan Pelni - Kampung Tengah - Pasar Lama dan kembali lagi ke Pantai Pede.
Sore itu, pantai Pede menjadi ajang titik start para hasher berjalan kaki sekitar 5 kilometer dengan rute: Pantai Pede - Air Kemiri - Puncak Waringin - Kampung Ujung - Pelabuhan Pelni - Kampung Tengah - Pasar Lama dan kembali lagi ke Pantai Pede.
KOMPAS.COM/I
MADE ASDHIANA Pinggang belakang pemain caci dipasang untaian giring-giring yang
berbunyi mengikuti gerakan pemain.
Sebelum pelepasan peserta hasher, pantai Pede yang pada
tahun 2013 digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Sail Komodo sejak pagi
dipenuhi para penonton. Apa yang ingin mereka saksikan?
Apalagi kalau bukan caci! Caci hanya ada di Manggarai Barat, bahkan hanya ada satu di Indonesia. Caci dilakukan oleh dua pemain, di mana satu pemain mencambuk lawan. Cambuk dibuat dari kulit kerbau atau sapi yang sudah dikeringkan. Sementara lawannya berusaha untuk menangkis dengan menggunakan perisai atau tameng yang juga terbuat dari kulit kerbau. Pertarungan berlangsung dengan diiringi bunyi pukulan gendang dan gong, serta nyanyian para pendukung.
Apalagi kalau bukan caci! Caci hanya ada di Manggarai Barat, bahkan hanya ada satu di Indonesia. Caci dilakukan oleh dua pemain, di mana satu pemain mencambuk lawan. Cambuk dibuat dari kulit kerbau atau sapi yang sudah dikeringkan. Sementara lawannya berusaha untuk menangkis dengan menggunakan perisai atau tameng yang juga terbuat dari kulit kerbau. Pertarungan berlangsung dengan diiringi bunyi pukulan gendang dan gong, serta nyanyian para pendukung.
KOMPAS.COM/I
MADE ASDHIANA Pukulan gendang dan gong mengiringi permainan caci di Labuan
Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (11/5/2014).
Pemain dilengkapi dengan pecut, perisai, penangkis, dan
panggal (penutup kepala). Pemain bertelanjang dada, namun mengenakan pakaian
perang dan bercelana panjang warna putih serta sarung songke atau songket khas
Manggarai. Kain songket berwarna hitam dililitkan di pinggang hingga selutut
untuk menutupi sebagian dari celana panjang. Di pinggang belakang dipasang
untaian giring-giring yang berbunyi mengikuti gerakan pemain.
Topeng atau hiasan kepala dibuat dari kulit kerbau yang keras berlapis kain berwarna-warni. Hiasan kepala yang berbentuk seperti tanduk kerbau ini dipakai untuk melindungi wajah dari pecutan. Wajah ditutupi kain destar sehingga mata masih bisa melihat arah gerakan dan pukulan lawan.
"Cetar...!!!" suara cambuk menggelegar di tengah arena. Cambukan cuma sekali. Lantas mereka pun menari-nari di tengah lapangan. Selanjutnya mencambuk atau memukul dilakukan secara bergantian.
Topeng atau hiasan kepala dibuat dari kulit kerbau yang keras berlapis kain berwarna-warni. Hiasan kepala yang berbentuk seperti tanduk kerbau ini dipakai untuk melindungi wajah dari pecutan. Wajah ditutupi kain destar sehingga mata masih bisa melihat arah gerakan dan pukulan lawan.
"Cetar...!!!" suara cambuk menggelegar di tengah arena. Cambukan cuma sekali. Lantas mereka pun menari-nari di tengah lapangan. Selanjutnya mencambuk atau memukul dilakukan secara bergantian.
KOMPAS.COM/I
MADE ASDHIANA Peserta pawai Festival Komodo dilepas di Kantor Bupati Manggarai,
Nusa Tenggara Timur, Minggu (11/5/2014).
Caci atau tari caci biasanya digelar saat syukuran musim
panen dan ritual tahun baru, upacara pembukaan lahan atau upacara adat besar
lainnya, serta dipentaskan untuk menyambut tamu. Meski cambukan atau pukulan
tersebut membuat luka di tubuh dan darah mengucur, tidak ada dendam atau marah
antar pemain. Senyum selalu mengembang usai pertarungan berakhir.
"Lepaskan cara-cara lama. Caci harus menjadi daya tarik. 'Caci lomes' atau caci yang menarik simpati. Kalau kita tidak tampilkan gaya lomes, sia-sia. Mari lestarikan caci dengan gaya simpatik," kata Sekda Manggarai Barat, Rofinus Mbon, saat membuka acara caci di Pantai Pede.
Acara caci di Pantai Pede berlangsung dari pagi sampai sore hari. Meskipun matahari bersinar terik, pengunjung semakin siang malah semakin bertambah. Berbagai barang kerajinan khas NTT juga tak luput menjadi daya tarik pengunjung pada acara tersebut.
"Lepaskan cara-cara lama. Caci harus menjadi daya tarik. 'Caci lomes' atau caci yang menarik simpati. Kalau kita tidak tampilkan gaya lomes, sia-sia. Mari lestarikan caci dengan gaya simpatik," kata Sekda Manggarai Barat, Rofinus Mbon, saat membuka acara caci di Pantai Pede.
Acara caci di Pantai Pede berlangsung dari pagi sampai sore hari. Meskipun matahari bersinar terik, pengunjung semakin siang malah semakin bertambah. Berbagai barang kerajinan khas NTT juga tak luput menjadi daya tarik pengunjung pada acara tersebut.
KOMPAS.COM/I
MADE ASDHIANA Peserta Asia Pacific Hash 2014 di Labuan Bajo, Manggarai Barat,
Nusa Tenggara Timur, Minggu (11/5/2014).
Pada pukul 14.30 Wita bertempat di
Kantor Bupati Manggarai Barat, Wakil Bupati Manggarai Barat Gasa Maximus
melepas pawai Festival Komodo yang diikuti enam mobil. Masing-masing mobil
membawa replika komodo dari kayu, sampah plastik dan styrofoam. Tak
ketinggalan, Stefan Rafael, 'plastic man' dari Komodo juga turut serta dengan
kendaraan yang dihiasi botol-botol plastik. Pawai Festival Komodo ini berakhir
di Pantai Pede.
Sementara pukul 15.30 di Pantai Pede, Gubernur NTT Frans Lebu Raya melepas peserta Wonderful Adventure Indonesia Asia Pacific Hash 2014. Para hasher sangat antusias berjalan kaki berkeliling Kota Labuan Bajo. Gubernur NTT pun sangat bangga Kota Labuan Bajo didatangi para hasher.
"Mereka datang sendiri tanpa saya ajak. Dampaknya sangat besar bagi pariwisata NTT, khususnya Labuan Bajo. Mereka nanti bisa cerita kepada keluarga, teman soal keindahan NTT," kata Frans Lebu Raya.
Sementara pukul 15.30 di Pantai Pede, Gubernur NTT Frans Lebu Raya melepas peserta Wonderful Adventure Indonesia Asia Pacific Hash 2014. Para hasher sangat antusias berjalan kaki berkeliling Kota Labuan Bajo. Gubernur NTT pun sangat bangga Kota Labuan Bajo didatangi para hasher.
"Mereka datang sendiri tanpa saya ajak. Dampaknya sangat besar bagi pariwisata NTT, khususnya Labuan Bajo. Mereka nanti bisa cerita kepada keluarga, teman soal keindahan NTT," kata Frans Lebu Raya.
Editor
|
: I Made Asdhiana
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar