KRITIK TERHADAP KEBUDAYAAN MANGGARAI (SIDA)
Ada beberapa komponen budaya Manggarai yang perlu disoroti dalam beragam acara adat.
Pertama, Minuman beralkohol dan rokok
Dalam pelbagai kesempatan, ada tagihan adat berupa sida . Tujuan sida adalah memohon partisipasi doa dan material anggota keluarga terutama pihak saudari yang sudah berkeluarga (woe) demi kelancaran acara pihak saudara (anak rona atau ine ame). Tagihan dalam sida ada banyak jenisnya misalnya uang utama, rokok (bermerek misalnya gudang garam, hampir tidak pernah dijumpai tembakau lokal , seperti mbako tumpi atau londa atau koli) , selain itu ada minuman beralkohol bermerek seperti bir, jenifer, anggur orang tua, jarang menggunakan minuman beralkohol lokal seperti tuak raja atau sopi). Rokok dan minuman itu umumnya dikonsumsi laki-laki yang suka minum alkohol dan suka merokok. Lalu bagi yang tidak suka mengkonsumsinya, termasuk kaum perempuan? Hanya duduk dan menonton bahkan menikmati asap yang keluar dari mulut lelaki perokok. Bukannya menghirup udara segar, mereka malam menghirup udara kotor (asap rokok). Dari segi pengadaan, rokok bermerek dan minuman bermerek itu bukanlah buatan masyarakan lokal tetapi diimpor dari pulau lain bahkan negara lain. Samapi di sini, apakah praktek seperti mendatangkan manfaat? Dari segi ekonomi jelas tidak. Karena apa? Itu menguntungkan pihak lain, terutama perusahan yang membuatnya. Juga dari segi kesehatan, hanya membuat polusi sekitar tempat acara (rumah). Dari segi gender, hanya menguntungkan lelaki yang menikmati minuman beralkohol dan suka merokok. Itu merugikan bagi pihak yang tidak menikmatinya, termasuk kaum perempuan. Maka, ke depannya, praktek budaya seperti itu perlu dihilangkan. Kalaupun dibawa, siapkan arak/ tuak lokal misalnya tuak raja atau sopi. Soal lainnya berupa pengumpulan uang tetap perlu dilakukan dan dilestarikan. Hal yang semakin digalakan adalah membawa sirih pinang. Sirih dan pinang baik dari segi kesehatan. Hal-hal lain, misalnya ayam, babi dan anjing tetap perlu dilakukan.
Kedua, soal acara yang berlangsung malam. Apakah ini cukup efektif. ? Proses metabolisme tubuh berlangsung dari pkl 23.00 pm hingga pkl 04.00 am. Sementara, kadang acara Sanda dan Mbata saat acara adat berlangsung hingga pagi. Mengapa tidak diatur sampai pkl 10.00 malam saja. Mulainya bisa lebih cepat, sore hingga pkl 10.00 pm.
_______
Kedua, kebiasaan orang Manggarai yang merokok saat acara -acara adat, termasuk saat kenduru, Penti.
Menjelang acara seperti itu orang Manggarai (lelaki) tetap mengisap rokok dan membuat asap. Mereka yang merokok saat seperti itu kadang tidak punya perasaan toleransi terhadap orang lain yang tidak merokok.
(Inspirasi dari nonton video kenduru Pater Waser, SVD), 18 Oktober 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar