Fase-fase Perkawinan Adat Manggarai:
- Tuluk - pu' - batu mbau:
- Weda rewa tuke mbaru
- Paluk kila: apa betuan? Momang itu toe manga somong (cinta itu tidak ada bayas, abadi).
- Kawing
- Wagal: Sikat sai' kina - wagak sai kaba
Bisakah perkawinan adat Manggarai dibatalkan? Bisa yang terpenting ada alasan kuat. Di Wela tahun 2012? Steni menceraikan Hen - anaknya Anton Abor (uku Cumbi). Perkawinan mereka sudah berlangsung beberapa tahun dan sudah punya anak. Tahun 2010 (?) Steni menuju ke Kalimantan untuk merantau sebentar, sementara Hen dan anaknya tetap tinggal di Wela. Dalam situasi jarak yang terbentang jauh seperti itu, hal yang tak terduga terjadi. Ada lelaki lain yang "mengganggu " Hen. Lelaki itu adalah pemuda dari Wela juga. Ketika hal ini sampai di telinga Steni dan keluarga besarnya (uku Ndiwar), Steni dan keluarga besar marah. Mereka tidak menerima perlakuan Hen. Mereka mengadakan pertemuan. Mereka memutuskan untuk menceraikan Hen. Keluarga Hen (Uku Cumbi) tidak mau kalah juga. Akhirnya masalah ini diselesaikan secara adat. Steni dimintai tala, membayar mahar. Mereka membayar uang Rp 10 juta sebagai barang tebusan (mahar) kepada keluarga Hen. Steni dan Uku Ndiwar menyanggupi hal itu. Anak hasil perkawinan mereka berdua dipelihara oleh Steni dan keluarga Ndiwar.
Selanjutnya Hen menjadi "gadis" kembali dan Steni menjadi "pemuda" lagi. Mereka bebas secara adat untuk kawin dengan kekasih hati yang baru. Tahun 2013 (?) Steni menemukan tambatan hatinya dari daerah Kempo. Bulan September 2014 mereka wagal di Kempo. Sida kepada uku Nua II (Baduk Waweng) Rp 500.000.
JPS, 29 September 2014.
Ola anor po lako
Olo lelo po seot
Olo mana po lampa
Olo pota po loncat
Olo ser po wekek
PERANTAUAN KE MALAYSIA
Perantauan orang Manggarai menimbulkan efek sosial yang mendalam terutama bagi harmonisasi keluarga bagi mereka yang sudah menikah / kawin. Beberapa rumah tangga mengalami keterpecahan. Begitu Sang suami jalan ke Malaysia, istri dan anak ditinggal. Ternyata di belakang istri diganggu oleh laki-laki lain. Terjadilah kehamilan. Pihak laki-laki di Malaysia marah. Demikian juga keluarganya. Laki-laki di Malysia tampak masa bodoh lagi dengan istrinya ini. Dia tampaknya tak memberikan perhatian utuh kepadanya. Di kemudian hari ternyata dia ada WIL (wanita idaman lain) di sana. Mengapa sampai terjadi masalah rumah tangga seperti ini. Salah satu alasannya adalah masalah ekonomi. Aspek ekonomi inilah yang harus diperbaiki. Nenek moyang menasihkan kita via lagu berikut:
Eme ngo pala pedeng kaku kala rantang pala kala data nana e....
Eme ngo caci pedeng kaku raci rantamg pala raci data nana e.....
Ola anor po lako
Olo lelo po seot
Olo mana po lampa
Olo pota po loncat
Olo ser po wekek
PERANTAUAN KE MALAYSIA
Perantauan orang Manggarai menimbulkan efek sosial yang mendalam terutama bagi harmonisasi keluarga bagi mereka yang sudah menikah / kawin. Beberapa rumah tangga mengalami keterpecahan. Begitu Sang suami jalan ke Malaysia, istri dan anak ditinggal. Ternyata di belakang istri diganggu oleh laki-laki lain. Terjadilah kehamilan. Pihak laki-laki di Malaysia marah. Demikian juga keluarganya. Laki-laki di Malysia tampak masa bodoh lagi dengan istrinya ini. Dia tampaknya tak memberikan perhatian utuh kepadanya. Di kemudian hari ternyata dia ada WIL (wanita idaman lain) di sana. Mengapa sampai terjadi masalah rumah tangga seperti ini. Salah satu alasannya adalah masalah ekonomi. Aspek ekonomi inilah yang harus diperbaiki. Nenek moyang menasihkan kita via lagu berikut:
Eme ngo pala pedeng kaku kala rantang pala kala data nana e....
Eme ngo caci pedeng kaku raci rantamg pala raci data nana e.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar