https://www.facebook.com/groups/budayamanggarai/
CACI By: Rerald Bibang
lecutan cemeti bertubi-tubi
selang seling teriakan paci*)
pinggul perempuan meliuk-liuk mengikuti irama gung gendang
lengkaplah natas*) menjadi medan laga
dua lelaki telanjang dada mengadu tangkas
lecutan cemeti bertubi-tubi
selang seling teriakan paci*)
pinggul perempuan meliuk-liuk mengikuti irama gung gendang
lengkaplah natas*) menjadi medan laga
dua lelaki telanjang dada mengadu tangkas
pui dari kulit kerbau kering disambar ke perut bumi
sebelum akhirnya menusuk raga
menggurat luka hingga cucuran darah
panggal*) penutup kepala menanduk-nanduk
selayaknya kepala kerbau untuk menaklukkan musuh
dengan kain penutup kepala hingga menyisakan sedikit celah di sekitar mata
lawan dibidik dengan erangan nafsu tinggi
yang bersembunyi di balik nggiling*)
pui pun disambar beberapa kali ke angin
hingga menggelegar ancang-ancang memecut lawan
adu tangkas dua pejantan
menghibur hati dan ribuan mata
tapi tidak untuk mematikan musuh
melainkan untuk mematangkan sikap jujur
nggiling dan agang diserahkan dengan sopan santun
kalah-menang bukanlah hal yang dituju
dada para perempuan berdebar-debar
tapi bukan untuk merangsang nafsu raga
karena ketegangan segera berlalu dengan senyum
tanpa dendam kesumat turun temurun
nggiling dan agang*) media penyucian
warisan dari rahim bumi Manggarai
untuk menguji kesucian putra-putrinya
agar terus merawat ibu bumi
di hari ini dan hari-hari mendatang
***
· Natas = halaman kampung
· Panggal = Penutup wajah pelaga caci, sebuah hiasan mirip gambaran depan kepala kerbau bertanduk. Bahan panggal utamanya terbuat dari kulit kerbau atau kulit sapi yang sudah kering.
· Nggiling-agang = Alat bantu perisai yang digunakan oleh pelaga. Nggiling terbuat dari kulit kerbau yang sudah kering-ditambah lengkungan seberkas ranting bambu atau rotan yang disebut agang.
· Paci = seruan dan litani kemenangan dalam tarian caci
(g n bibang/jkt/minggu/11.11.’12)
sebelum akhirnya menusuk raga
menggurat luka hingga cucuran darah
panggal*) penutup kepala menanduk-nanduk
selayaknya kepala kerbau untuk menaklukkan musuh
dengan kain penutup kepala hingga menyisakan sedikit celah di sekitar mata
lawan dibidik dengan erangan nafsu tinggi
yang bersembunyi di balik nggiling*)
pui pun disambar beberapa kali ke angin
hingga menggelegar ancang-ancang memecut lawan
adu tangkas dua pejantan
menghibur hati dan ribuan mata
tapi tidak untuk mematikan musuh
melainkan untuk mematangkan sikap jujur
nggiling dan agang diserahkan dengan sopan santun
kalah-menang bukanlah hal yang dituju
dada para perempuan berdebar-debar
tapi bukan untuk merangsang nafsu raga
karena ketegangan segera berlalu dengan senyum
tanpa dendam kesumat turun temurun
nggiling dan agang*) media penyucian
warisan dari rahim bumi Manggarai
untuk menguji kesucian putra-putrinya
agar terus merawat ibu bumi
di hari ini dan hari-hari mendatang
***
· Natas = halaman kampung
· Panggal = Penutup wajah pelaga caci, sebuah hiasan mirip gambaran depan kepala kerbau bertanduk. Bahan panggal utamanya terbuat dari kulit kerbau atau kulit sapi yang sudah kering.
· Nggiling-agang = Alat bantu perisai yang digunakan oleh pelaga. Nggiling terbuat dari kulit kerbau yang sudah kering-ditambah lengkungan seberkas ranting bambu atau rotan yang disebut agang.
· Paci = seruan dan litani kemenangan dalam tarian caci
(g n bibang/jkt/minggu/11.11.’12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar