Suku / kampung Suka di desa Nantal kecamatan Kuwus Manggarai Barat berasal dari suku Suka di Wae Rana - Borong, Manggarai Timur. Katanya, keduanya, kakak beradik. Kakak tinggal di Suka Wae Rana, adik tinggal di Suka Nantal, Kolang Kuwus, Manggarai Barat. (Kisah Kreang Beny Wardy, pada Kamis, 1 Januari 2015 di Rumah Bapa Juan - Cikarang).
Tentang Suka ini, tenyata kompas. com memuatnya dalam edisi, Minggu, 4 Januari 2015
Berikut linknya:
http://travel.kompas.com/read/2015/01/04/110923727/Menyusuri.Rimba.Suka.Ndolu.dan.Mbengan.di.Bumi.Flores
Suku Rajong
Rajong ada 2, Rajong Koe (di Elar) dan Rajong Mese ( Wae Rana / Kisol . Mok / Mukun)
Rajong Koe (di Nunur,Kec.Kota Komba) dan Rajong Mese ( di Elar )
Suku Bajo dan Bima:
Suku Bajo / Bugis dan Bima umumnya mendiami daerah pantai, seperti Labuan Bajo, Terang, Bari, Reo, Pota, Borong. Orang Bajo dan Bima umumnya muslim. Orang Bajo dikenal pelaut ulung sedangkan orang Bima dikenal sebagai pembuat garam hebat. Sering terjadi perkawinan antara kedua suku ini. Perkawinan keduanya tampak harmonis. Dengan garam Bima, Ikan Bajo menjadi awet. Ini bukan hanya dalam makna gramatikal tetapi juga dalam makna personifikasi bahwa istri (gadis Bima) merupakan "garam" - yang mengawetkan kehidupan "ikan" (lelaki) Bugis. Tentang orang Bajo di Labuan Bajo, konon ada pulau Bajo yang merupakan tempat tinggal dan tempat pemakaman leluhur mereka. Setelah itu mereka mendirikan kampung Kampung Cempa yang kemudian berubah menjadi Kampung Ujung. Di kampung Ujung mereka mendirikan rumah-rumah Panggung. Dahulu Kampung Ujung hanya pondok singgahan untuk orang Bajo / Bugis yang datang merantau ke Flores. Orang bajo sudah masuk Flores sekitar 100 tahun yang lalu. Seiring perkembangan waktu, orang terus berdatangan ke Labuan Bajo, baik pendatang dari luar maupun orang Manggarai sendiri yang turun dari gunung menuju ke daerah pantai. Mereka berbaur menjadi satu sebagai orang Labuan Bajo tapi tetap dengan identitas yang jelas bahwa orang Bajo sebagai nelayan sedangkan orang Manggarai sebagai petani. Beberapa tokoh suku Bajo yang perlu disebut adalah: Haji Sahamad Supu, Haji Muhammad Sutin (65 tahnun), Haji Aco. Haji Sutin datang dari Selayar, Sulawesi Selatan tahun 1967. Mereka menggunakan perahu. kira-kira 3 hari 3 malam dalam perjalanan. Dia datang bersama ayahnya, Muhammad dan keluarga. Pemakaman Suku Bajo di Labuan berada di dekat Kantor Urusan Agama (KUA) kamoung Ujung dan dekat Pantai Pede. Namun, kondisi pemakaman itu sekarang tampaknya tak terawat. Upacara adat sebelum melaut kadang jarang diadakan karena sudah lupa. Bahkan kadang upacara adat di Labuan Bajo menggunakan upacara adat Manggarai. (Sumber: bacaan: http://www.pulaubunga.com/2015/09/21/1557/mengais-puing-tradisi-bajo-yang-tercecer.html).
Rajong Koe (di Nunur,Kec.Kota Komba) dan Rajong Mese ( di Elar )
BalasHapus