Evolusi manusia
Orang Manggarai sekarang merupakan hasil perkawinan beragam etnis. Dari beragam etnis itu, bisa disederhanakan dalam dua kategori tempat tinggal, yakni gunung dan pantai. Maka dikenallah dua kelompok manusia, yakni orang gunung (ata golo) dan orang pantai (ata wae). Atau ada juga istilah orang asli ( ata isi tana) dengan pendatang (ata long).
Dari pelbagai sumber yang dikumpulkan diketahui bahwa nenek moyang orang Manggarai berasal dari berbagai benua yakni Eropa, Afrika dan Asia.
Dari Eropa, disinyalir berasal dari Turki. Konon seorang tokoh di Nanga Rawa, Tanah Rata Borong, Manggarai Timur. Tokoh itu adalah Temelo (Tamelo). Tamelo datang dari Turki bersama rombongan pasukan teknis pembuatan kapal perang untuk membantu perang Aceh yang diserang oleh Portugis. Namun pasukan itu tak semua tiba kembali ke Turki. Ada yang pesiar menuju kawasan lain, termasuk yang mendarat di Nanga Rawa - Kisol - Borong, Manggarai Timur. Katanya, perahunya kini menjadi batu di sana. Tamelo menyisakan7 potong tebu dan 12 bilah parang. Itu yang dia bawa memasuki kawasan Manggarai. Dia memasuki Poco Ndeki lalu menuju ke Riwu, masuk kawasan Biting - Bangga Rangga lalu menuju Mandosawu. Di Mandosawu dia berkebun.Gunung Mandosawu berdekatan dengan Gunung Ranaka. (Ranaka, bahasa Manggarai: Rana = danau; Ka = Burung Gagak. Ranaka = danau yang sering dikunjungi oneh burung gagak). Tamelo berkebun juga di dekat Ranaka (Danau Burung Gagak) itu. Berbagai tanamannya tumbuh subur. Buahnya bagus-bagus. Suatu waktu kebunnya didatangi sejumlah perempuan cantik. Siapakah mereka itu? Setelah diamatinya mereka ternyata peri yang berasal dari dunia khayangan. Mereka bisa berubah rupa menjadi manusia, namun dalam sekejam bisa mengenakan kembali mantel dan parasut untuk bisa terbang kembali ke khayangan. Tamelo penasaran dengan para perempuan itu. Muncul niat dalam hati untuk meminang salah satunya. Dia mencari akal. Suatu malam di bulan purnama, dia bersembunyi di rimbunnya dedaunan tanamannya. Para gagak datang. Mereka melepaskan mantel dan parasut. Mereka menjadi manusia. Tampak cantik. Salah seorang menyembunyikan mantel dan parasutnya di dekat persembunyian Tamelo. Tamelo mengambilnya dan menyembunyikannya. Ketika hendak pulang, mereka mengambil kembali mantel dan parasutnya lalu terbang menuju dunia khayangan. Seorang tidak bisa terbang karena tak menemukan parasut dan mantelnya. Dia mencari dan mencari tapi tak dapat. Saat dia mencari dalam suasana sedih hati dia bertemu dengan Temelo. Temelo senang bukan kepalang. Mereka sepakat untuk kawin lalu melahirkan Jermelo dan adiknya. Jermelo dan adiknya merengek. Hal ini memusingkan ibu. Ibu kewalahan mengatasinya. Dalam situasi galau dia mencorek-coret pada abu tungku dapur. Tanpa sengaja dia menemukan kembali mantel dan parasutnya. Dia kembali ke khayangan sambil membawa anaknya yang masih kecil. Jermelo menikah. Namun perempuannya tak disebutkan siapa dan dari mana. Hasil perkawinan mereka menurunkan Teke Le (Sang Utara) dan Teke Lau (Sang Selatan). Teke Lau (Sang Selatan) kawin dengan Nggae Sawu. Teke Le kawin lalu melahirkan Sesawu. Namun tak dikisahkan siapa dan dari mana istri Teke Lau. Sesawu kawin lalu menurunkan Rendong Mataleso (Si Matahari). Istri Sesawu tak diketahui nama dan asalnya. Rendong Mataleso menurunkan Mbula, Ingkal, Paju, Longko, Wucur, Poca, Kamping dan Maja. Mbula menuju Lambaleda. Ingkal menuju Riwu. Paju ke Cibal. Longko ke Poka - Cakep, Wucur ke Ngaker, Poca ke Desu, Kamping ke Sita, Ingkal ke Kolang, Torok Golo. Keturunan mereka ini kemudian menyebar ke hampir seluruh wilayah Manggarai.
Kedua dari Sulawesi Selatan, simak tabu-tabu dan suku Maras (Welo),
Ketiga dari Minangkabau
Ini konformasi kisah yang saya dapatkan waktu kecil
Orang Manggarai sekarang merupakan hasil perkawinan beragam etnis. Dari beragam etnis itu, bisa disederhanakan dalam dua kategori tempat tinggal, yakni gunung dan pantai. Maka dikenallah dua kelompok manusia, yakni orang gunung (ata golo) dan orang pantai (ata wae). Atau ada juga istilah orang asli ( ata isi tana) dengan pendatang (ata long).
Dari pelbagai sumber yang dikumpulkan diketahui bahwa nenek moyang orang Manggarai berasal dari berbagai benua yakni Eropa, Afrika dan Asia.
Dari Eropa, disinyalir berasal dari Turki. Konon seorang tokoh di Nanga Rawa, Tanah Rata Borong, Manggarai Timur. Tokoh itu adalah Temelo (Tamelo). Tamelo datang dari Turki bersama rombongan pasukan teknis pembuatan kapal perang untuk membantu perang Aceh yang diserang oleh Portugis. Namun pasukan itu tak semua tiba kembali ke Turki. Ada yang pesiar menuju kawasan lain, termasuk yang mendarat di Nanga Rawa - Kisol - Borong, Manggarai Timur. Katanya, perahunya kini menjadi batu di sana. Tamelo menyisakan7 potong tebu dan 12 bilah parang. Itu yang dia bawa memasuki kawasan Manggarai. Dia memasuki Poco Ndeki lalu menuju ke Riwu, masuk kawasan Biting - Bangga Rangga lalu menuju Mandosawu. Di Mandosawu dia berkebun.Gunung Mandosawu berdekatan dengan Gunung Ranaka. (Ranaka, bahasa Manggarai: Rana = danau; Ka = Burung Gagak. Ranaka = danau yang sering dikunjungi oneh burung gagak). Tamelo berkebun juga di dekat Ranaka (Danau Burung Gagak) itu. Berbagai tanamannya tumbuh subur. Buahnya bagus-bagus. Suatu waktu kebunnya didatangi sejumlah perempuan cantik. Siapakah mereka itu? Setelah diamatinya mereka ternyata peri yang berasal dari dunia khayangan. Mereka bisa berubah rupa menjadi manusia, namun dalam sekejam bisa mengenakan kembali mantel dan parasut untuk bisa terbang kembali ke khayangan. Tamelo penasaran dengan para perempuan itu. Muncul niat dalam hati untuk meminang salah satunya. Dia mencari akal. Suatu malam di bulan purnama, dia bersembunyi di rimbunnya dedaunan tanamannya. Para gagak datang. Mereka melepaskan mantel dan parasut. Mereka menjadi manusia. Tampak cantik. Salah seorang menyembunyikan mantel dan parasutnya di dekat persembunyian Tamelo. Tamelo mengambilnya dan menyembunyikannya. Ketika hendak pulang, mereka mengambil kembali mantel dan parasutnya lalu terbang menuju dunia khayangan. Seorang tidak bisa terbang karena tak menemukan parasut dan mantelnya. Dia mencari dan mencari tapi tak dapat. Saat dia mencari dalam suasana sedih hati dia bertemu dengan Temelo. Temelo senang bukan kepalang. Mereka sepakat untuk kawin lalu melahirkan Jermelo dan adiknya. Jermelo dan adiknya merengek. Hal ini memusingkan ibu. Ibu kewalahan mengatasinya. Dalam situasi galau dia mencorek-coret pada abu tungku dapur. Tanpa sengaja dia menemukan kembali mantel dan parasutnya. Dia kembali ke khayangan sambil membawa anaknya yang masih kecil. Jermelo menikah. Namun perempuannya tak disebutkan siapa dan dari mana. Hasil perkawinan mereka menurunkan Teke Le (Sang Utara) dan Teke Lau (Sang Selatan). Teke Lau (Sang Selatan) kawin dengan Nggae Sawu. Teke Le kawin lalu melahirkan Sesawu. Namun tak dikisahkan siapa dan dari mana istri Teke Lau. Sesawu kawin lalu menurunkan Rendong Mataleso (Si Matahari). Istri Sesawu tak diketahui nama dan asalnya. Rendong Mataleso menurunkan Mbula, Ingkal, Paju, Longko, Wucur, Poca, Kamping dan Maja. Mbula menuju Lambaleda. Ingkal menuju Riwu. Paju ke Cibal. Longko ke Poka - Cakep, Wucur ke Ngaker, Poca ke Desu, Kamping ke Sita, Ingkal ke Kolang, Torok Golo. Keturunan mereka ini kemudian menyebar ke hampir seluruh wilayah Manggarai.
Kedua dari Sulawesi Selatan, simak tabu-tabu dan suku Maras (Welo),
Ketiga dari Minangkabau
Ini konformasi kisah yang saya dapatkan waktu kecil
June 18, 2014
My weakness: dominate by technology of internet, read only
news (user) not creator news. That important become creator news, not
focus,
My activity today: make report of
introduction, make cover, make resign
letter, make present list, fill /write on blog
Call Ms Tuti at Optima use JPS primary phone. Press number 9 than
call Optima number 5806203. “I will go to Optima but I arrive at afternoon. I
want to delivery my report and resign
letter,” I say. “Wow…., I will sent Primary certificate to you,” she say. “okay,” I answer. Than I go out for moment for lunch. I wrap it. I pay IDR 13.000 (rice, vegetable of acid ,
fish of tongkol). I go to Harmony shop to bind (jilid) the report.
I entrance. Evidently it is
Cathreen and Mario’s of parent of shoop.
They are Batak people. Mario ever school at JPS when Primary while Cathreen
still at JPS. I can not bind (jilid)
there. I go back to shelter of Harmony.
I eat there. Than I go to Bogor village
to bind .(jilid) report. I go there while
fill the fuel. I commend (titip) it on shop
of bind .(jilid) when I go to fuel station.I pay Rp 12.000 for bind (jilid , 3 ex). I
fill Rp 10.000. Than I go back to JPS. Start to OSI on 18:30 am. I drive motor
cycle. The big jamm at margin
river
Pondok Ungu (may be 45’ jamm)., commend .(titip) motor cycle on care
place of home. I zigzag .(zigzag) on middle big jamm. I run to Harapan
Indah shelter while zigzag (zigzag). I arrive at Harapan Indah
shelter. Lucky the bus of Busway already come, still wait passenger. I entrance while panting (terengah-engah). I’m relieved (lega) when
direct / straight get bus without wait so long.I pay Rp 3.500. I sit down on back. I contact Mr. Hila to wait me Utan Kayu
shelter. About 1,5 hours I arrive there,” I call and
sms. “Okay, he says. Than the busway start. The journey from Bekasi to
Pulo Gading is smooth. I arrive at Pulo Gadung. I wait busway to
Pramuka road. Please through Bermis shelter. I do it. We wait busway enough
long . I get busway. I stop at Bermis
shelter. I contact to Mr. Hila.
“I’m lost (tersesat). I’m at at Utan kayu Rawamangun,” he say. Please say, Utan
kayu at Central Hotel,” I say. Evidently
Mr. Hila use taxi IDR 20.000. “Wow…. he
is miss communication. “. No need to use taxy, please only on foot,” he
says. I arrive at 19.00 am at Pulo
Gadung. I use busway through Bermis. I
wait in Bermis so long. Wow….boring to wait
and feel tired
in pollution and big jamm situation. There is busway that by pass Jl.
Perintis Kemerdekaan. I wait bus that turn at Kayu Putih – Jl. Pemuda – Jl.
Pramuka (shelter of Utan Kayu). Evidently
my decide wrong. I late to make decision. If I stop at shelter Cempaka
Putih Timur, certainly it faster to me to
arrive at shelter of Utan Kayu. I often
late to make decision. I decide to transit at Cempaka Putih Timur so I entrance
busway that by pass Cempaka Putih area. I transit at Cempaka Putih Timur. I walk
on shelter that long. I’m tired. I try to still spirit but my tired still show
it to me. The busway to UKI
come. I transit shelter BPKB. I
walk on shelter that enough long. I wait bus at Jl. Pramuka. The busway come. I
try to contact Mr. Hila. He already
arrive there. I stop at shelter Utan Kayu. When I arrive, I wait for moment. Than he come. I give
bag that consist souvenir of
food that I buy at Bandung on
Tuesday, June 17, 2014. Than I continue my journey with busway to Dukuh Atas 2,
than transit at Dukuh Atas 1 and 2 shelter. I wait busway to Harmony. I wait enough long. Than the
busway come. I arrive at Harmony. I transit there to Kedoya. I wait busway to
Kedoya use busway to Lebak Bulus. I get
bus on 22.00 pm. I stop at Duri Kepa shelter. I entrance to OPTIMA
office. Lucky Mr. Rudy still available there. I put my data. Than I get
the data especially certificate. I bring
it. I wait busway. This is the
end busway. I stop at Harmony.
Wow…. my money less, while no public car
to Cempaka Putih / Percetakan Negara. I
decide to go to Sarina shelter. I
looking for BCA ATM. I exit from busway.
I ask at Gedung Jaya – Menara
Thambrin. “Please go the Menara Thambrin bulding. There 24 hour
available ATM. I entrance. “This place I often entrance when join on Prudential training.
I take money there. Than I looking for food for supper. I eat fried food with cost Rp 10.000. For
first I eat on margin road of Jl. Thambrin, near BPPT building. Than I I cross shelter busway. I looking for taxy. I use EXPRESS taxy.
In taxy we by the way. We
introduce one to the others. “I from
Padang. I’m Jomy.” He say. “I’m Frans, from
Manggrai Flores. In story from ancient,
our ancient from Pagarujung,
Minangkabau, Padang, West Sumatra. There is
story about fight of buffalo,” I
say. “Oh yes, there is war between Pagarujung vs Majapahit. If war
of army, Majapahit is big kingdom, have
strong army than Pagarujung.
Pagarujung think how win war without
army war. Please battle of animal,
especially buffalo.
This is
alternative war. They suggest it to Majapahit kingdom. Majapahit accept
it. The envoy (utusan) of Pagarujung lurk (mengintai) buffalo that
Majapahit use when
battle of buffalo. “Oh…they use the female (betina) buffalo that have
big body, long horn (tanduk) , have long milk (stomach) (susu yang panjang)” the envoy (utusan) say.
“Please prepare the small buffalo that still suck (?) suckle (menyusui). We put
and binding (ikat) knife on horn (tanduk) . They
separate the child
buffalo with mother buffalo, so the
child buffalo hungry and thirsty. The deal time for
battle come. The big buffalo
(from majapahit) and small buffalo (from
Pagarujung) battle. The child .
small buffalo think the Majapahit buffalo is his mother. So, it come and
run to …..(suck) suckle (menyusui). The big buffalo can not plow (seruduk) and lose
the little buffalo. The small
buffalo suck while make wound (luka) the body of
big buffalo. The big buffalo wound (luka) and death. So the little buffalo
win. Finally Pagarujung win. “ he say. “Wow… this story same with story that I
hear in Manggarai that I know from Mr. Bone Kaso when we are still childhood. ‘
I say. I thank you to Mr. Jomy because from his history I clear the story that still hazy .(kabur) to me. We by pass Menteng –
Jl Imam Bonjol – Jl Diponegoro - Jl.
Kramat Raya – Jl. Pemuda – Rawasari – Percetakan Negara - . I pay
IDR 30.000. I arrive on 01.00 am, wow…. go back from Office on middle night. I’m so
slow. Please repair myself.
Keempat: Kalimanatan. Ada suku di Kota Komba yang mengaku bahwa nenek moyangnya berasal dari Kalimantan. Begitu mereka mendarat di pantai Selatan (Wae Wole - Wae Lengga/ Bondei - Kisol) mereka menuju daratan. Mereka membawa serta dengan anjing. Mereka melepaskan anjing ini. Suatu pagi mereka melihat anjing ini basah. "Tentu anjing ini menemukan air. Bagaimana caranya agar mereka mengetahui letak air itu? Mereka menyirami abu dapur pada anjing itu. Beberapa waktu kemudian, mereka melihat bahwa anjing itu kembali lagi ke rumah dalam keadaan basah, pertanda bahwa di sekitar daerah itu ada air. Lalu mereka mengikuti jejak abu yang dijatuhkan dari tubuh anjing itu. Mereka berhasil mendapatkan air itu. Mereka begitu bergembira ketika menemukan air.
Hemat saya (FJ), ada beberapa data yang mendukung hal ini. Salah satunya adalah bahasa / nama tempat. Ada kemiripan antara nama tempat di Manggarai dengan tempat di Kalimantan. Misalnya, kampung Kelumpang di Kec. Rahong Utara, Manggarai dengan Kecamatan Kalumpang di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, (https://media.neliti.com/media/publications/21403-ID-siput-air-tawar-sebagai-hospes-perantara-trematoda-di-desa-kalumpang-dalam-dan-s.pdf; )
Selain itu kata Nanga. Di Mangarai ada banyak Nanga, seperti Nanga Kantor, Nangalili, Nanga Bere, Nanga Woja, nanga Lanang. Di Kalimanta ada nanga Tayap di Kab. Ketapang Kalbar, Nanga Taman (Sekadau) , Nanga Mahap (Sekadau)
Keempat: Kalimanatan. Ada suku di Kota Komba yang mengaku bahwa nenek moyangnya berasal dari Kalimantan. Begitu mereka mendarat di pantai Selatan (Wae Wole - Wae Lengga/ Bondei - Kisol) mereka menuju daratan. Mereka membawa serta dengan anjing. Mereka melepaskan anjing ini. Suatu pagi mereka melihat anjing ini basah. "Tentu anjing ini menemukan air. Bagaimana caranya agar mereka mengetahui letak air itu? Mereka menyirami abu dapur pada anjing itu. Beberapa waktu kemudian, mereka melihat bahwa anjing itu kembali lagi ke rumah dalam keadaan basah, pertanda bahwa di sekitar daerah itu ada air. Lalu mereka mengikuti jejak abu yang dijatuhkan dari tubuh anjing itu. Mereka berhasil mendapatkan air itu. Mereka begitu bergembira ketika menemukan air.
Hemat saya (FJ), ada beberapa data yang mendukung hal ini. Salah satunya adalah bahasa / nama tempat. Ada kemiripan antara nama tempat di Manggarai dengan tempat di Kalimantan. Misalnya, kampung Kelumpang di Kec. Rahong Utara, Manggarai dengan Kecamatan Kalumpang di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, (https://media.neliti.com/media/publications/21403-ID-siput-air-tawar-sebagai-hospes-perantara-trematoda-di-desa-kalumpang-dalam-dan-s.pdf; )
Selain itu kata Nanga. Di Mangarai ada banyak Nanga, seperti Nanga Kantor, Nangalili, Nanga Bere, Nanga Woja, nanga Lanang. Di Kalimanta ada nanga Tayap di Kab. Ketapang Kalbar, Nanga Taman (Sekadau) , Nanga Mahap (Sekadau)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar