WATU "SA'I DE EMPO MESE"
oleh: Gabriel Mahal
https://www.facebook.com/max.regus.3
https://www.facebook.com/gabriel.mahal.58?fref=ufi&pnref=story
Kamu pernah ke Danau Rane Mese? Jika pernah, apakah pernah lihat ada satu batu di sisi kiri jalan setapak menjelang turun ke danau? Konon, itu bukan batu biasa. Tetapi, Watu Sa'i de Empo Mese di Danau Rana Mese. Batu itu diangkat para darat (bidadari) dari dasar danau dan diletakkan di tempatnya itu.
oleh: Gabriel Mahal
https://www.facebook.com/max.regus.3
https://www.facebook.com/gabriel.mahal.58?fref=ufi&pnref=story
Kamu pernah ke Danau Rane Mese? Jika pernah, apakah pernah lihat ada satu batu di sisi kiri jalan setapak menjelang turun ke danau? Konon, itu bukan batu biasa. Tetapi, Watu Sa'i de Empo Mese di Danau Rana Mese. Batu itu diangkat para darat (bidadari) dari dasar danau dan diletakkan di tempatnya itu.
Dalam
legendanya, Danau Rana Mese itu terjadi ketika seorang pemburu yang
setelah berburu pagi siang malam, tidak mendapatkan satu ekorpun
binatang (motang/babi hutan) buruannya. Dia putus asa. Naik di atas
pohon di tengah lembah gunung itu. Selagi dia duduk di atas pohon, dia
lihat ke bawah dan melihat gemerlap cincin emas di atas tanah itu.
Buru-buru dia turun hendak mengambil cincin itu. Saat dia turun sampai
di tanah, cincin itu hilang. Dia naik lagi pohon itu. Kembali duduk pada
dahan pohon. Saat melihat ke bawah, dia melihat cincin itu. Kembali
buru-buru turun hendak mengambil cincin itu. Seperti sebelumnya, begitu
dia turun sampai di tanah, cincin itu hilang. Dia naik lagi. Melihat
cincin itu lagi. Buru-buru turun. Cincin itu hilang. Begitu seterusnya.
Sampai yang ketujuh kali, dia tidak lagi turun. Begitu dia lihat cincin di tanah, dia ambil tombak berburunya, dan melempar tombak itu ke tengah cincin tersebut. Ujung tombaknya menancap ke tanah bersama cincin itu. Hah! Kali ini tidak mungkin lagi cincin itu hilang. Katanya dalam hati. Dia buru-buru turun dari atas pohon. Lalu menarik tombaknya yang tertancap ke dalam tanah. Saat tombaknya tertarik, bukan cincin yang dilihatnya di ujung tombak, tapi dari bekas tancapan tombaknya di tanah itu meluap air. Makin lama makin besar. Dia panik. Naik lagi ke atas pohon. Dan dalam sekejap saja air memenuhi lembah itu. Dan dia tenggelam bersama pohon-pohon di lembah itu. Terjadilah Danau Rana Mese.
Pemburu bernama Empo Mese itu mati di dasar danau. Dan konon kemudian, kepala Empo Mese itu menjadi batu yang diangkat para Darat (bidadari) dari dasar danau dan diletakkan di tempat tepi jalan setapak itu.
Kalau kamu tidak mau bernasib sama seperti Empo Mese, jangan pernah duduk dan main-main dengan Batu Sa'i Empo Mese di Danau Rana Mese itu.
Sampai yang ketujuh kali, dia tidak lagi turun. Begitu dia lihat cincin di tanah, dia ambil tombak berburunya, dan melempar tombak itu ke tengah cincin tersebut. Ujung tombaknya menancap ke tanah bersama cincin itu. Hah! Kali ini tidak mungkin lagi cincin itu hilang. Katanya dalam hati. Dia buru-buru turun dari atas pohon. Lalu menarik tombaknya yang tertancap ke dalam tanah. Saat tombaknya tertarik, bukan cincin yang dilihatnya di ujung tombak, tapi dari bekas tancapan tombaknya di tanah itu meluap air. Makin lama makin besar. Dia panik. Naik lagi ke atas pohon. Dan dalam sekejap saja air memenuhi lembah itu. Dan dia tenggelam bersama pohon-pohon di lembah itu. Terjadilah Danau Rana Mese.
Pemburu bernama Empo Mese itu mati di dasar danau. Dan konon kemudian, kepala Empo Mese itu menjadi batu yang diangkat para Darat (bidadari) dari dasar danau dan diletakkan di tempat tepi jalan setapak itu.
Kalau kamu tidak mau bernasib sama seperti Empo Mese, jangan pernah duduk dan main-main dengan Batu Sa'i Empo Mese di Danau Rana Mese itu.
Gabriel Mahal Setahu saya Sano Nggoang ada nunduknya. Begitu juga Mbeong Ledas. Ngo ligots de eee Ase Fani Tembaru- Gabriel Mahal Itu sudah e Piet Elias Jemadu
- Gabriel Mahal Ma'u eee enu Kornelya Agus … masalah di anging ngong berenang pe. Co'o koley teing contoh berenang darat situ …. hahaha
Gabriel Mahal Kraeng Edi Danggur
, kong kaut buka lebar ruang tafsir pesan moral one nunduk hitu ga. Eme
daku'n ga, pesannya itu, kalau dalam hidup itu putus asa, bisa bernasih
seperti Empo Mese. Tenggelam. Mati. Juga ada pesan yang juga biasa
disampaikan ata tu'a, "neka
pande reu tana eme toe manga raja'n ata molor". Jangan melukai rahim
ibu bumi hanya karena mengejar halusinasi. Mengejar harapan yang pada
akhirnya bawa celaka dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar