Merayakan Kegembiraan Pascapanen Padi di Manggarai Timur
Sabtu, 03 Oktober 2015
http://foto.kompas.com/photo/detail/2015/10/03/66789165318521443805242/10/Merayakan.Kegembiraan.Pascapanen.Padi.di.Manggarai.Timur
Merayakan Kegembiraan Pascapanen Padi di Manggarai Timur
Merayakan Kegembiraan Pascapanen Padi di Manggarai Timur
BORONG,KOMPAS.com —
Leluhur orang Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai
Timur), Flores, Nusa Tenggara Timur mewariskan sebuah tarian merayakan
kegembiraan pascapanen padi, Jagung, umbi-umbian. Tarian itu dinamakan
Kerangkuk Alu. Dinamakan demikian karena kayu bulat dan lurus
dibenturkan menghasilkan bunyi-bunyian memanggil kaum perempuan untuk
menari-nari di atasnya.
Tarian ini biasanya dilaksanakan pada malam hari di saat bulan terang. Tarian ini merayakan kegembiraan atas hasil bumi yang sudah diolah dan dipanen. Biasanya, tarian ini dipentaskan di halaman tengah kampung untuk bersyukur kepada Sang Pemilik hidup atas kebaikannya memberikan hasil di ladang dan sawah.
Kaum perempuan, khususnya ibu-ibu dan kaum laki-laki bersatu merayakan kegembiraan ini. Biasanya laki-laki memegang alu (kayu lurus). Alu yang tegak lurus diambil dari pohon Kesambi. Kaum laki-laki secara berpasangan secara horisontal memegang alu sambil membenturkan dengan dua tangan. Sementara kaum perempuan menari meloncat di sela-sela kayu alu itu.
Tarian Kerangkuk Alu sudah ratusan tahun dimiliki orang Manggarai Raya. Kini, tarian ini mulai jarang dipentaskan karena dipengaruhi musik modern yang merambah ke kampung-kampung. MARKUS MAKURIkuti rubrik foto ini di Twitter @kompasimages & Facebook: Fotografi Kompascom
Tarian ini biasanya dilaksanakan pada malam hari di saat bulan terang. Tarian ini merayakan kegembiraan atas hasil bumi yang sudah diolah dan dipanen. Biasanya, tarian ini dipentaskan di halaman tengah kampung untuk bersyukur kepada Sang Pemilik hidup atas kebaikannya memberikan hasil di ladang dan sawah.
Kaum perempuan, khususnya ibu-ibu dan kaum laki-laki bersatu merayakan kegembiraan ini. Biasanya laki-laki memegang alu (kayu lurus). Alu yang tegak lurus diambil dari pohon Kesambi. Kaum laki-laki secara berpasangan secara horisontal memegang alu sambil membenturkan dengan dua tangan. Sementara kaum perempuan menari meloncat di sela-sela kayu alu itu.
Tarian Kerangkuk Alu sudah ratusan tahun dimiliki orang Manggarai Raya. Kini, tarian ini mulai jarang dipentaskan karena dipengaruhi musik modern yang merambah ke kampung-kampung. MARKUS MAKURIkuti rubrik foto ini di Twitter @kompasimages & Facebook: Fotografi Kompascom
Editor | : Fikri Hidayat |
BORONG,KOMPAS.com —
Leluhur orang Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai
Timur), Flores, Nusa Tenggara Timur mewariskan sebuah tarian merayakan
kegembiraan pascapanen padi, Jagung, umbi-umbian. Tarian itu dinamakan
Kerangkuk Alu. Dinamakan demikian karena kayu bulat dan lurus
dibenturkan menghasilkan bunyi-bunyian memanggil kaum perempuan untuk
menari-nari di atasnya.
Tarian ini biasanya dilaksanakan pada malam hari di saat bulan terang. Tarian ini merayakan kegembiraan atas hasil bumi yang sudah diolah dan dipanen. Biasanya, tarian ini dipentaskan di halaman tengah kampung untuk bersyukur kepada Sang Pemilik hidup atas kebaikannya memberikan hasil di ladang dan sawah.
Kaum perempuan, khususnya ibu-ibu dan kaum laki-laki bersatu merayakan kegembiraan ini. Biasanya laki-laki memegang alu (kayu lurus). Alu yang tegak lurus diambil dari pohon Kesambi. Kaum laki-laki secara berpasangan secara horisontal memegang alu sambil membenturkan dengan dua tangan. Sementara kaum perempuan menari meloncat di sela-sela kayu alu itu.
Tarian Kerangkuk Alu sudah ratusan tahun dimiliki orang Manggarai Raya. Kini, tarian ini mulai jarang dipentaskan karena dipengaruhi musik modern yang merambah ke kampung-kampung. MARKUS MAKURIkuti rubrik foto ini di Twitter @kompasimages & Facebook: Fotografi Kompascom
Tarian ini biasanya dilaksanakan pada malam hari di saat bulan terang. Tarian ini merayakan kegembiraan atas hasil bumi yang sudah diolah dan dipanen. Biasanya, tarian ini dipentaskan di halaman tengah kampung untuk bersyukur kepada Sang Pemilik hidup atas kebaikannya memberikan hasil di ladang dan sawah.
Kaum perempuan, khususnya ibu-ibu dan kaum laki-laki bersatu merayakan kegembiraan ini. Biasanya laki-laki memegang alu (kayu lurus). Alu yang tegak lurus diambil dari pohon Kesambi. Kaum laki-laki secara berpasangan secara horisontal memegang alu sambil membenturkan dengan dua tangan. Sementara kaum perempuan menari meloncat di sela-sela kayu alu itu.
Tarian Kerangkuk Alu sudah ratusan tahun dimiliki orang Manggarai Raya. Kini, tarian ini mulai jarang dipentaskan karena dipengaruhi musik modern yang merambah ke kampung-kampung. MARKUS MAKURIkuti rubrik foto ini di Twitter @kompasimages & Facebook: Fotografi Kompascom
Editor | : Fikri Hidayat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar