ADAK LEMBOR (SELATAN)
1. TOROK TAE PATI LINGKO
NB: Manuk Lalong Rasi _ Torok one Lodok
LEMBOR SELATAN
Pembagian Lingko Sumur Gendang Kaca
https://www.youtube.com/watch?v=uMMJzs3k30Q&list=PLkZfsaW_ynVx80D7zZtdfkNGtZDJoeEoL&index=5
S:
2. ADAK PENTI
2.1. BARONG COMPANG
Upacara Penti Ritus Adat Di Compang Beo Kaca - Surunumbeng
https://www.youtube.com/watch?v=aDEJuKj0NO0&list=PLkZfsaW_ynVx80D7zZtdfkNGtZDJoeEoL&index=3
AS: Yo nia le salangn agu paten rentu dami one mai hau empo lami tembong.......
2.2. BARONG WAE
https://www.youtube.com/watch?v=eRgTDuyih0A&list=PLkZfsaW_ynVx80D7zZtdfkNGtZDJoeEoL&index=2
Acara Penti,Kaca Lembor Selatan - Barong Wae
Upacara Penti atau lebih lengkapnya disebut dengan upacara Penti Weso Beo Raca Rangga Walin Tahun merupakan upacara yang pada prinsipnya bertujuan untuk memohon keselamatan atau syukuran kepada Mori Jari Dedek (Tuhan Pencipta) dan kepada arwah nenek moyang atas semua hasil yang diperoleh dan dinikmati, juga sebagai tanda Celung Cekeng Wali Ntuang musim yang berganti dan tahun yang beralih). Hal ini menegaskan bahwa upacara Penti memiliki arti penting bagi masyarakat Manggarai karena ritual ini dapat dihubungkan dengan berbagai aktivitas yang dipandang bermakna bagi kehidupan mereka. Dalam budaya masyarakat Manggarai terhadap lima prinsip yang dijaga keseimbangannya yaitu Lingko (kebun), Wae Teku (mata air), Natas Labar (halaman Rumah), Compang (altar persembahan/sesajian), dan Mbaru Ka?eng (rumah tinggal). Upacara penti pelaksanaannya selalu berkaitan dengan refleksi atas kelima sendi kehidupan tersebut secara integral. Jika ada ketidak seimbangan dalam kehidupan masyarakat Manggarai melalui upacara Penti kemudian mencari kekuatan dan perlindungan kepada lima sendi kehidupan tesebut. Pelaksaan upacar penti bisa dilakukan dalam 4-7 hari tergantung dengan situasi masing-masing komunitas. Dimulai dari berkumpulnya para leluhur di rumah adat (mbaru gendang) untuk menentukan kapan akan dilaksanakan upacara penti. Tetua meminta persetujuan kepada seluruh masyarakat untuk membagi beban. Biasanya dibagi menurut jumlah kepala keluarga yang ada. Setelah persiapan dirasa lengkap, maka dimulailah runutan upacara penti. Adapun tahapan upacara penti adalah sebagai berikut: 1. Cako Reke Cako secara bahasa adalah pembicaraan, sedangkan reke adalah janji, jadi cako reke adalah upacar perjanjian dengan leluhur dan semua warga dan penentuan akan dilaksanakan upacara. Setelah pelaksanaan cako reke, biasanya masyarakat Manggarai akan melakukan tari sanda dan mendendangkan gamelan dan nyanyian mbata semalam suntuk selama beberapa hari. Tarian sanda sendiri adalah tari pergaulan yang ditarikan oleh muda-mudi untuk mengungkapkan rasa syukur kepada leluhur. 2. Barong Lodok Barong lodok adalah proses penyampaian kepada roh leluhur yang menjaga ladang/sawah bahwa akan melaksanakan syukuran sekaligus mengundang mereka untuk bersama-sama menghadiri upacara penti. 3. Barong Wae Teki Barong Wae Teku adalah proses penyampaian kepada roh leluhur yang menjaga mata air desa, bahwa masyarakat akan melaksanakan upacara penti dan mengundang mereka untuk hadir. 4. Barong compang/takung compang Prosesi upacara ini merupakan acara doa dan pemberian sesaji kepada leluhur di mesbah atau tempat persembahan dengan tujuan mengundang penghuni mesbah mengikuti upacara penti pada malam harinya. Di tempat ini berdiamlah naga golo atau naga beo yang merupakan roh penunggu kampung. Masyarakat yakin bahwa peran naga golo ini sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari karena dialah yang menjaga keseluruhan kampung dari mara bahaya. Setelah itu kemudian akan diadakan upacara wisi loce untuk mempersilahkan semua roh yang telah diundang untuk menunggu puncak upacara penti. 5. Libur Kilo Libur kilo merupakan acara syukuran kepada tuhan dan para leluhur atas kesejahteraan keluarga. Biasanya dilaksanakan per klan keluarga. Dalam libur kilo juga diadakan upacara teing hang empo, yaitu pemberian sesaji kepada leluhur atau orang tua yang sudah meninggal. 6. Renge Ela Penti Proses ini adalah puncak dari semua kegiatan upacara, dimana semua leluhur yang telah diundang diajak untuk berpartisipasi. Demikian juga seluruh kampung juga dilibatkan dalam upacara ini. Adapun urutan upacara renge ela penti adalah: a. Kapu adalah upacara penghormatan/selamat datang kepada semua unsur yang hadir, b. Wewa adalah ajakan dari pemimpin upacara untuk mengikuti upacara dengan khidmat, c. Cepa ceki adalah pemberian sirih pinang sebagao ucapan/undangan kepada leluhur untuk hadir dalam upacara. d. Rahi adalah sapaan khusus kepada peserta anak rona untuk mengukuhkan perayaan itu dan kepada nak wina sebagai bentuk partisipasi atau dukungannya dalam perayaan. e. Renggas adalh pekikan pembukaan upacra f. Rengge ela penti adalah doa dalam bahasa adat manggarai atas hewan kurban yang ditunjukkan kepada leluhur dan akhirnya kepada Tuhan. Hewan kurban disembelih dan darahnya harus mengenai jenang pintu rumah adat sebagai bukti upacara penti telah dilaksanakan, g. Toto urat adalah memperlihatkan hati hewan kurban untuk mengetahui apakah persembahan mereka diterima oleh para leluhur dan Tuhan h. Baro urat adalah pemberitahuan kepada semua yang hadir, bahwa persembahan sudah diterima oleh leluhur, i. Wali/naring urat di?a adalah pernyataan syukur dan terima aksih kepada yang hadir.
Renggas:
S:
W;
DERE SANDA LIMA
S:
2.3. ADAK ONE MBARU
Manuk Lale te nipu Wakar
SURUNUMBENG
Tarian Sanda Dalam acara Penti Gendang Kaca - des.surunumbeng
https://www.youtube.com/watch?v=kQMItiGm6Co&list=PLkZfsaW_ynVx80D7zZtdfkNGtZDJoeEoL
2.3.1. TOROK MANUK
AT:
2.3.2. Dere
2.3.2.1. Dere SAE : NDAENG TABE / NDAENG KOLONG
S:
W:
2.3.2.2. Dere Mbata: SOMBA LAING LOPA
S:
W:
2.32.3. Dere SANDA: TURA LELENG / TEPONG ?
S:
W: .....
Saru nana .....
dindut nai ge.
Ia o ae.... ...
Hitu tura leleng ae a.
Ia o ae..........
S2: Tepong o i o e a......
A...o....e......i e o tepong tana mai le a.....
Ai kakar tana ..... (?) hitu tura leleng ae a.......
C: Rune ke i...e a......a.....
A....o........e
A tepong poso e....a
Samngge runi rete....?) nitu ture lele
S: O...e..i...o e........
A......o e i oo e Minggu sale
Ai hoo nggaji kaut one nai
S: E....ae o ae.....e....a..... sala nipu e nail a, e nail a.....
A..... (?) ......
C: A...o nasu nara a.....
C2: A...o.....
W: ...... sala tasi ....
2.3.2.4. NEKA RABO LAING
C: Aeo...........
S:
S: Teke ke....a ei e a, slae roang.........
....
Neka rabo laing sala musa soo (2x)
C: Kuse e.... sale wae ... kapet
S: ......... tuka go a e i . o nara
....nanang tau awo.
Neka rabo laing sala musa so
S: ...........
Ndohar kawe ronan
2.3.2.4. MBATA SOMBA LAING LOPA
JPS, 11 Agustus 2022.
Penti merupakan salah satu upacara adat bagi orang Manggarai, Flores NTT yang hingga kini masih terus dilestarikan. Penti adalah sebuah ritus adat warisan leluhur Manggarai sebagai media ugkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diperoleh selama setahun dan dikenal pula sebagai perayaan tahun baru bagi orang Manggarai .Pada upacara penti biasanya dilaksanakan pada bulan agustus-september.
Upacara Penti memiliki makna yang luhur selain sebagai ucapan syukur kepada Tuhan dan leluhur atas hasil panen juga sebagai medium rekonsiliasi atau perdamaian antar warga kampung. Maka tidak heran bila pada setiap ajang perayaan penti, seluruh warga kampung berkumpul untuk bersama-sama merayakannya baik warga yang selama ini menetap di kampung maupun mereka yang berdomisili di luar daerah.
Pengertian upacara penti terungkap dalam beberapa sastra Manggarai atau dikenal dengan istilah go’et yang menggambarkan syukur atas hasil panen dan kebersamaan seperti penti weki neki’ranga sama go tawa ramak ni aze kae lone mai lak lekar ropo sekon lekar ata mangan go demung lekar- weru (ucapan syukur dari penduduk desa kepada Tuhan dan para leluhur karena telah berganti tahun, telah melewati musim kerja yang lama dan menyongsong musim kerja yang baru).
Pada umumnya, penti dirayakan secara bersama-sama oleh komunitas adat di suatu kampung dan dirayakan pada setiap musim panen kebun. Maka pesta ini biasa dirayakan pada bulan agustus -September setiap tahunnya.
eperti halnya pesta-pesta adat orang Manggarai lainnya, Penti memiliki norma-norma moral spiritual yang mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam lingkungan. Boleh dibilang penti memiliki dimensi vertikal, horizontal dan sosial.
v Dimensi vertikal yakni sebagai ucapan syukur kepada Tuhan (Mori) dan kepada para leluhur (Empo) sebagai pencipta dan pembentuk (Mori Jari Agu De’de’k) yang harus disembah dan dimuliakan. Menghormati Tuhan sebagai sumber hidup dan penghidupan manusia.
v Orang Manggarai mengakui kemahakuasaan Allah dan tak lupa pula bersyukur kepada para leluhur (Empo) yang telah mewariskan tanah (lingko) dengan memberikan persembahan yang pantas bagi mereka atas segala jasa dan kebaikan yang telah mereka berikan.
v Sedangkan dimensi sosial dari perayaan penti yakni untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan wa’u (klen), panga (sub klen), aze-kae (adik kakak), anak rana (pemberi istri), anak wina (penerima istri).
v Selain itu, dengan penti secara tak langsung dapat mempererat dan memperkuat eksistensi orang Manggarai seperti terungkap dalam filosofi terkenal: gendang on’e lingko pe’ang,/gendang lone tana wean untuk memperteguh hak-hak ulayat yang dipegang oleh para tetua adat atas lingko-lingko/ulayat yang dimiliki atau yang digarap.
v Penti juga memperkuat kepemilikan tanah oleh warga yang menerima bagian dari lingko-longko/ulayat tersebut baik mereka yang berada di desa maupun yang berdomisili di tempat lain. Di mana mereka mempunyai kewajiban moril untuk menjaga kelestarian lingkungan hidupnya terutama di dalam komunitas kampung, pekuburan dan mata air.
v Sementara itu, dimensi sosial dari penti yakni sebagai reuni(demung) keluarga besar. Penti sebagai ajang pertemuan bagi anggota komunitas yang masih memiliki hubungan genealogis dengan mereka yang merayakannya.
v Perayaan penti juga sebagai wadah untuk mengekspresikan rasa seni dan menjalin tali kekerabatan antar warga kampung. Biasanya, upacara dilangsungkan dalam suasana meriah karena diiringi berbagai atraksi kesenian tradisional seperti permainan caci(melas), dading(nggezang), de’re, sanda agu mbata dan lagu-lagu tradisional lainnya.
v Perayaan penti inipun sebagai media pembelajaran bagi kaum ibu atau anak-anak gadis mengembangkan bakat mereka dalam memainkan alat-alat musik tradisional seperti gong, gendang dan sekaligus tempat belajar tentang tata cara dan teknik memainkan berbagai alat musik tersebut.
_____
DERE
RIANG TANA TIBA,/ WIDANG LAMI TANA TABING (?) ---- Utusan Paroki Reweng
https://www.youtube.com/watch?v=nz6pTx-c9jk
Pertunjukan pada Hari Ketiga Festival Golo Koe
Irama - Landu - - agu runi sunding
Bombong keta neho wela lombong (?) / lokom (?) nai ge a
Rangkang keta neho wela lada naig o (?) , tana ge e...e......e........ (?)
Tombo neteng golo landing le Komodo osang ge.....a
Rangkang neteng tana lawer (?) / labar de ora natas ge a , tana ge e...e......e........ (?)(?)
Jaga dia', riang dia' ata widang de Morin
Bantang dia', riang dia' ata waheng de Morin
Rangkang keta nawa tombo lata ngasad ge a
Bombong keta nawa (?) woko laat tanad e, tana ge e...e......e........ (?)
Jaga dia', riang dia' ata widang de Morin
Bantang dia', riang dia' ata waheng de Morin
Jaga dia', riang dia' ata widang de Morin
Bantang dia', riang dia' ata waheng de Morin
O...landu tepong tai pong pong e
E lawa mai riang tnad e
Lawa mai lami tanad e
CACI SALE NATAS ---- (Irama Kedendit) - Le Lalong Liba, Vocal Utusan Paroki Reweng
(Pa Gusty Mangun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar