KRITIK BUDAYA Manggarai
Cyprian Guntur with Max Adil and 97 others.
'Sida' membangkrutkan 'pihak anak wina'?
Fakta adat di Manggarai.
Predikat sebagai 'anak wina' orang Manggarai -Flores-NTT adalah sebuah beban. Mungkin konklusi ini terlalu dini. Namun fakta menunjukkan memang demikian. Predikat sebagai anak wina lebih banyak ruginya daripada predikat 'anak rona'. Anak wina adalah sebuah sebutan untuk anak2 perempuan yang 'wai' (nikah keluar) dari keluarga. Anak perempuan tersebut dan suami serta keluarganya disebut sebagai 'anak wina'. Mereka akan disambang oleh keluarga anak rona jika anak rona mengadakan pesta atau acara adat. Pihak keluarga anak wina akan di-'sida' (permohonan sejumlah dana atau hewan) untuk turut mendukung pesta yang akan diadakan pihak anak rona. Pesta apapun namanya, mereka 'wajib hukumnya' untuk berkontribusi.
Pihak anak
wina dalam keadaan apapun setidaknya harus memenuhi permintaan pihak
anak rona. Tentu saja ada tawar-menawar jumlah sumbangan di sana. Ketika
pihak anak wina tidak memenuhi undangan pihak anak rona, maka mereka
dipredikati sebagai orang yang tidak tahu adat. Bahkan bisa terpurusnya
hubungan kekeabatan kekeluargaan. Dengan demikian dalam keadaaan apapun
pihak anak wina selalu mencoba untuk menggenapi permintaan dari pihak
anak rona.
Dalam konteks ini saya melihat ada ketidak adilan dalam adat Manggarai. Mengapa? Sebab pihak anak rona bukan hanya berasal dari keluarga batih. Namun satu 'panga' atau bahkan suku sekampung bisa meminta kontribusi dari pihak anak wina tersebut. Bisa dibayangkan berapa banyaknya jumlah pesta yang diadakan pihak anak rona harus selalu dihadiri oleh pihak anak wina.
alternatif Solusi
Ritual adat seperti ini, mestinya perlu dikurangi. Mengingat sangat merugikan pihak anak wina. Di Manggarai perlu dibangun sebuah regulasi untuk turut mempertimbangkan hal ini. Pemda dan local stakehoders perlu duduk semeja, untuk memikirkan adat ini. Anggota DPRD Manggarai perlu mendesain sebuah Perda untuk mengcover hal ini. Dengan demikian akan terjadi keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Dengan adannya regulasi yang berimbang, akan turut mengurangi 'keterpecahan' antara anak rona dan anak wina yang sudah banyak terjadi di Manggarai. Mudah-mudhan.
Kebiasaan Pesta dan adat Manggarai, sebuah dilema?
Memasuki bulan-bulan Mei-Oktober setiap tahun, orang Manggarai merayakan banyak pesta antara lain : 'Kumpul kope' (merupakan sebuah dukungan finansial bagi seorang pemuda yang akan menikah); pesta nikah; pesta kelas/pakadi'a (Pesta pelepasan seorang anggota keluarga yang sudah meninggal); pesta sambut baru; pesta sekolah; macam2 pesta syukuran (seperti : ulang tahun, ulang pernikahan, dan ulang2 lainnya), pesta penti/caci, dst (silakan ditmbahkan).
Dalam konteks ini saya melihat ada ketidak adilan dalam adat Manggarai. Mengapa? Sebab pihak anak rona bukan hanya berasal dari keluarga batih. Namun satu 'panga' atau bahkan suku sekampung bisa meminta kontribusi dari pihak anak wina tersebut. Bisa dibayangkan berapa banyaknya jumlah pesta yang diadakan pihak anak rona harus selalu dihadiri oleh pihak anak wina.
alternatif Solusi
Ritual adat seperti ini, mestinya perlu dikurangi. Mengingat sangat merugikan pihak anak wina. Di Manggarai perlu dibangun sebuah regulasi untuk turut mempertimbangkan hal ini. Pemda dan local stakehoders perlu duduk semeja, untuk memikirkan adat ini. Anggota DPRD Manggarai perlu mendesain sebuah Perda untuk mengcover hal ini. Dengan demikian akan terjadi keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Dengan adannya regulasi yang berimbang, akan turut mengurangi 'keterpecahan' antara anak rona dan anak wina yang sudah banyak terjadi di Manggarai. Mudah-mudhan.
Hendrik Iku Jaman Menarik.
Kita semua anak wina, kita juga anak rona. Saat ini saya diposisikan
sebagai anak rona, tetapi pada kesempatan yang lain atau bahkan
kesempatan yang bersamaan saya juga adalah anak wina (eventnya mgkn
berbeda) Pada saat saya posisi sebagai an...See More
Remove
Kaswandi Parera Tiba
laku sidah dite, mampu dami neng goo kaut ata regeng neka rengus tara
kali.lorong hoo kali laku ata regeng.Ai gereng ngaji de meu anak rona
kudut mose dia kaeng kilo toe tara manga dian mose hoo.Asa kali ta anak
rona ngaji tuung ite ko.Somba ta ite neka keti ali manuk neni kali ta
ali toe repek ali pede.Tegi ngalis nai dite.Hitu rapa dakun kraeng tua
Cyprian Guntur.Tabe gula.
Remove
Chanis SOLUSINYA adalah :
Cyprian Guntur with Max Adil and 97 others.
Kebiasaan Pesta dan adat Manggarai, sebuah dilema?
Memasuki bulan-bulan Mei-Oktober setiap tahun, orang Manggarai merayakan banyak pesta antara lain : 'Kumpul kope' (merupakan sebuah dukungan finansial bagi seorang pemuda yang akan menikah); pesta nikah; pesta kelas/pakadi'a (Pesta pelepasan seorang anggota keluarga yang sudah meninggal); pesta sambut baru; pesta sekolah; macam2 pesta syukuran (seperti : ulang tahun, ulang pernikahan, dan ulang2 lainnya), pesta penti/caci, dst (silakan ditmbahkan).
Setelah direfleksikan, pesta2 ini membutuhkan biaya besar. Untuk
menghadiri banyak pesta itu, orang Manggarai harus menyiapkan banyak
uang. Pertanyaannya, dari manakah orang Manggarai khususnya para petani
kecil mendapatkan uang sebanyak itu setiap tahunnya, sementara
kebanyakkan adalah petani dengan penghasilan pas-pasan? Adakah upaya
untuk meredam beragam pesta itu? (catatan : bukan untuk menghilangkan
tetapi sedikit mengurangi). Silakan berdiskusi sahabat2 FBokers.
Edi Danggur Pesta sekolah adalah bentuk gotong royong yg perlu dilestarikan, sejauh pesta itu betul2 utk tujuan sekolah/kuliah.
Manage
Reyna Hamboer Seingat
saya duluuu.. Kumpul2 dana u wuat wai, kmpul kope hanya melibatkan
sesama saudara dekat.. senenek atau sepupu.. Skrang spertinya sdh
kebablasan
Manage
Maximus Badur Saya sangat setuju dengan ulasan inie amang Cyprian Guntur...memang
kalau kita perhatikan sudah sangat kebablasan...ujung ujungnya kawe
doi...inung tuak kapu kaut bayar,hang nuru acu kok ela bayar,pesta one
Manggarai hoo ga pande ritak. Eme ba seng pas pas...haha....
Manage
Matias Gunas Sebenarnya acara yg diulas oleh bang Ipi ini memiliki dua aspek yang harus dicermati:
Pertama : Akibat yang diperoleh penyelenggara acara.
Kedua, akibat yang muncul bagi orang yang diundang terlibat.
ManagePertama : Akibat yang diperoleh penyelenggara acara.
Kedua, akibat yang muncul bagi orang yang diundang terlibat.