Dalam budaya Papua, terutama kisah Raja Ampat ada batu yang berasal dari telur. Konon ada seorang putri yang menemukan 7 butir telur. Dari 7 butir telur ini ada 4 telur yang menetas menjadi manusia yang kemudian menjadi 4 pangeran di 4 pulau ( Waigeo, Salawati, Batanta, Misool) di Raja Ampat. Ada satu telur yang menjadi batu dan satu telur menjadi hantu dan seorang wanita.
Sumber: http://travel.kompas.com/read/2017/03/15/094200227/mau.tahu.sejarah.nama.raja.ampat.
http://fauzanponsel.blogspot.co.id/2013/04/asal-usul-kepulauan-raja-ampat-papua.html)
Panjat Batu Penis "Sakral", Turis Asing Diburu Aparat di Thailand
http://internasional.kompas.com/read/2016/08/24/14380861/panjat.batu.penis.sakral.turis.asing.diburu.aparat.di.thailand?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=kpoprd
Rabu, 24 Agustus 2016 | 14:38 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com - Otoritas berwenang di Koh Samui, Thailand, tengah memburu seorang turis asing nakal. Turis itu dituduh melakukan tindakan tak sopan dan tak menghormati kearifan lokal di pulau tersebut.
Turis tersebut berulah dengan memanjat batu berbentuk penis yang disakralkan oleh penduduk setempat. Dia memanjat untuk berpose ketika difoto.
Kasus ini berawal dari unggahan foto-foto yang disebar melalui akun grup Facebook “Samui People”. Demikian diberitakan Coconuts Bangkok, Rabu (24/8/2016).
Berbagai komentar muncul menyertai foto itu. Umumnya, netizen mengecam ulah wisatawan tersebut dan menyebutnya tak menghormati kepercayaan penduduk lokal.
Ada pula kelompok lain yang mengecam perbuatan itu, karena berpotensi merusak batu tua tersebut.
Sekretaris Jenderal Koh Samui, Jarisak Wanbaworn, mengatakan, sesungguhnya di lokasi tersebut telah dipasang tanda baru yang mengingatkan para turis agar tak memanjat.
Namun dia baru menyadari bahwa tanda tersebut sekarang telah rusak.
Lokasi yang diberi nama Hin Ta dan Hin Yai atau Kakek dan Nenek Bebatuan, adalah formasi bebatuan tua yang menawan di Pulai Koh Samui.
Uniknya, gugus bebatuan itu membentuk alat kelamin pria dan wanita.
Selanjutnya, kawasan bebatuan itu oleh penduduk setempat dijadikan tempat sakral dan menjadi simbol "tak ingkar janji".
Cerita rakyat kuno, pada suatu ketika, Kakek Kreng dan Nenek Riam, yang berasal dari Nakhon Sri Thammarat, berlayar ke Koh Samui. Batu Kakek
Mereka datang ke pulau itu untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki mereka. Namun, ketika pasangan itu tiba di Pantai Lamai, badai menghantam.
Perahu yang mereka tumpangi terbalik dan seluruh mas kawin pun tenggelam dan hilang di dalam air.
Kerabat lain yang ada di dalam perahu itu pun tenggelam. Hanya Kreng dan Riam yang selamat dan bisa mencapai pantai.
Pasangan itu pun bingung dengan kondisi itu. Mereka khawatir keluarga pengantin wanita bakal berpikir mereka telah melanggar janji.
Akhirnya, pasangan itu melompat ke laut dengan sebuah harapan. Mereka berdoa agar mereka dapat lahir kembali dalam bentuk simbol, agar keluarga pengantin wanita tahu bahwa mereka tak pernah ingkar janji.
Gugus bebatuan itulah yang lalu muncul berbentuk mirip kelamin pria dan wanita.
Hingga saat ini belum jelas, apakah turis yang diburu itu bakal dikenai sanksi jika ditemukan.
Editor: Gloria K. Wadrianto
_______________________________________________________________________________
Turis tersebut berulah dengan memanjat batu berbentuk penis yang disakralkan oleh penduduk setempat. Dia memanjat untuk berpose ketika difoto.
Kasus ini berawal dari unggahan foto-foto yang disebar melalui akun grup Facebook “Samui People”. Demikian diberitakan Coconuts Bangkok, Rabu (24/8/2016).
Berbagai komentar muncul menyertai foto itu. Umumnya, netizen mengecam ulah wisatawan tersebut dan menyebutnya tak menghormati kepercayaan penduduk lokal.
Ada pula kelompok lain yang mengecam perbuatan itu, karena berpotensi merusak batu tua tersebut.
Sekretaris Jenderal Koh Samui, Jarisak Wanbaworn, mengatakan, sesungguhnya di lokasi tersebut telah dipasang tanda baru yang mengingatkan para turis agar tak memanjat.
Namun dia baru menyadari bahwa tanda tersebut sekarang telah rusak.
Lokasi yang diberi nama Hin Ta dan Hin Yai atau Kakek dan Nenek Bebatuan, adalah formasi bebatuan tua yang menawan di Pulai Koh Samui.
Uniknya, gugus bebatuan itu membentuk alat kelamin pria dan wanita.
Selanjutnya, kawasan bebatuan itu oleh penduduk setempat dijadikan tempat sakral dan menjadi simbol "tak ingkar janji".
Mereka datang ke pulau itu untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki mereka. Namun, ketika pasangan itu tiba di Pantai Lamai, badai menghantam.
Perahu yang mereka tumpangi terbalik dan seluruh mas kawin pun tenggelam dan hilang di dalam air.
Kerabat lain yang ada di dalam perahu itu pun tenggelam. Hanya Kreng dan Riam yang selamat dan bisa mencapai pantai.
Pasangan itu pun bingung dengan kondisi itu. Mereka khawatir keluarga pengantin wanita bakal berpikir mereka telah melanggar janji.
Akhirnya, pasangan itu melompat ke laut dengan sebuah harapan. Mereka berdoa agar mereka dapat lahir kembali dalam bentuk simbol, agar keluarga pengantin wanita tahu bahwa mereka tak pernah ingkar janji.
Gugus bebatuan itulah yang lalu muncul berbentuk mirip kelamin pria dan wanita.
Hingga saat ini belum jelas, apakah turis yang diburu itu bakal dikenai sanksi jika ditemukan.
Editor: Gloria K. Wadrianto
_______________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar