RIMA (DURIT) DALAM BAHASA MANGGARAI DAN BAHASA LAIN
1. RIMA DALAM BAHASA INDONEISA
https://katadata.co.id/berita/nasional/620b87ee99075/penjelasan-jenis-rima-dan-contohnya-dalam-puisi
1. Jenis Rima Berdasarkan Persesuaian Bunyi dalam
Kata atau Suku Kata
Jenis rima berdasarkan
persesuaian bunyi dalam kata atau suku kata dibagi menjadi: Rima penuh, yaitu
persamaan bunyi pada seluruh suku kata terakhir. Contohnya “sayur mayur”. Rima
mutlak, yaitu persamaan bunyi akhir pada seluruh kata. Contohnya
“Mendatang-datang jua. Kenangan masa lampau. Menghilang muncul jua. Yang dulu
silau-silau.” Rima paruh, yaitu persamaan bunyi akhir pada suku kata terakhir.
Contohnya “campur baur”. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi pada awal kata.
Contohnya “sedu sedan”. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi vokal pada kata.
Contohnya “ketekunan kegemukan”. Rima konsonansi, yaitu persamaan bunyi
konsonan pada kata. Contohnya “kocar kacir”. Rima disonansi, yaitu pertentangan
bunyi vokal kata. Contoh “kisah kasih”. Rima rangkai, yaitu persamaan bunyi
pada beberapa kata dalam sebuah kata. Contohnya rima a-a-a-a atau b-b-b-b. Rima
rupa, yaitu persamaan bunyi huruf yang mirip tetapi berlainan arti. Contohnya
“kumbang” dan “kembang”.
2. Jenis Rima Berdasarkan
Letak Kata dalam Baris Kalimat
Jenis rima berdasarkan
letak kata dalam baris kalimat dibagi menjadi: Rima awal, yaitu persamaan kata
yang terletak pada sajak kalimat. Contoh “Dari mana hendak ke mana. Dari sawah
hendak ke rumah. Dari mana kita berkelana. Dari rumah menuju dunia”. Rima
tengah, yaitu persamaan kata atau suku kata yang terletak di tengah kalimat
atau baris. Contohnya “Pohon nangka buahnya jarang. Pohon asam tingginya
menjulang. Siapa sangka dinda senang. Muka masam rai tak riang”. Rima akhir,
yaitu persamaan kata atau suku kata pada akhir kalimat atau baris. Contohnya
“Burung nuri terbang tinggi. Burung dara menari-nari. Hati siapa takkan iri.
Melihat dara si jantung hati.”
3. Jenis Rima Berdasarkan Letak Pasangannya dalam
Bait Jenis rima berdasarkan letak pasangannya dalam bait dibedakan menjadi:
Rima terus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku
kata pada akhir setiap baris. Contohnya “Abdul Nuluk putra Baginda. Besaran
sudah bangsawan muda”. Rima kembar, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata
yang saling berpasangan. Contohnya “Sedikitpun matamu tak mengerling. Memandang
ibumu sakit berguling. Air matamu tak bercucuran. Tinggalkan ibumu tak
penghiburan.” Rima silang, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang
diletakkan secara silang. Contoh “Kalau ada sumur di ladang. Boleh kita
menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang. Boleh kita berjumpa lagi.” Rima
peluk, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpelukan atau
diapit satu atau dua suku kata yang sama bunyinya. Contoh: “Hati memuja Tuhan
kuasa. Gerak laku jauhlah hari. Maafkan aku yang Gusti. Dalam usaha yang alpa.”
Rima putus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang putus. Contohnya
“Padamu seribu mawar sudah kuberi. Sekedar membeli cintamu. Tapi kau tetap
membatu, diam dan bisu. Walau seribu tahun sudah aku menunggu, rindu, pilu”.
Rima bebas, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara
bebas.
Analisis Rima dalam Puisi
“Hujan Bulan Juni” Karya Sapardi Djoko Damono Hujan Bulan Juni Tak ada yang
lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakan rintik rindunya Kepada pohon
berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapusnya jejak-jejak
kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan
Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan Diserap akar pohon bunga itu Puisi Hujan
Bulan Juni memiliki rima yang bebas tidak ada pengulangan bunyi tertentu.
Bait pertama berima a-i-a-u, bait kedua berima a-i-a-u, dan bait ketiga berima
i-i-a-u.
Puisi Hujan Bulan Juni memiliki rima yang
bebas tidak ada pengulangan bunyi tertentu. Bait pertama berima a-i-a-u, bait
kedua berima a-i-a-u, dan bait ketiga berima i-i-a-u.
Toha-Sarumpaet dan Budianta dalam buku Membaca
Sapardi menjelaskan bahwa, Hujan Bulan Juni menggunakan bahasa yang sederhana,
mulai dari pilihan kata hingga kalimatnya. Di balik segala kesederhanaan itu,
tersimpan makna denotatif dan konotatif dengan kualitas sejajar dan sama
pentingnya. Bahasa sederhana dalam puisi Hujan Bulan Juni membuat pembacanya
memhami pesan yang tersurat di dalamnya.
FUNGSI RIMA: Penggunaan rima pada penulisan puisi berfungsi untuk memperindah bunyi.
************
2. RIMA (DURIUT DALAM BAHASA ASING) - LATIN
- Luffa acutangula (gambas) - rima pada bagian akhir kata.
- Cinnamomum verum = kayu manis
- Mangifera indica = Mangga
- Oryza sativa = padi
- Coffea arabica = kopi arabika.
- Artocarpus altilis = sukun
- Blumea Balsamifera = sembung. (Daun sembung terasa pahit, ada di dekat kamar tukang , bagian timur di JPS. Atau bagian Barat lapangan JPS, dekat pohon sukun. Daun sembung bisa mengobati ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar