(Komentar / Tanggapan untuk tulisan Kraeng Ino dalam FB:
Senin, 15 Juli 2013
Nenggo: Madah Semesta Pante Tuak
Frans Jelata Catatan
riangan: Tiwus = timpes (Bah. Manggarai - Wela) Menarik bila tetap
menggunakan kata Timpes.* Ketika menjelajahi perkebunan di kampung,
sangat menarik mendengar "Madah Semesta Pante TuaK" dalam Nenggo nan
merdu yang dipaduselaraskan dengan irama pukulan " tewa raping" yang
bervariasi. Melalui "Nenggo" - salah satunya "Lando", ata pante tuak
mau mewartakan etos kerja dan persatuan. Kepada semesta (pohon enau,
kebun, bukit, lembah, ngarai, dan sesama manusia yang kebetulan sedang
melintas atau bekerja ) mereka memproklamirkan hal ini. Penggalan
Nenggo Lando itu adalah sbb: "Neka ngonde holes mo... Lando... Liwut
wintuk ipung setiwu.... ( janganlah menjadi orang yang mati angin hai
Lando, bergeraklah seirama seperti bambu dan ikan kecil sekolam).
Inilah antara lain pesan yang mau disampaikan dalam Nenggo, Madah
Semesta Pante Tuak.
(Komentar / Tanggapan untuk tulisan Kraeng Ino dalam FB:
(Komentar / Tanggapan untuk tulisan Kraeng Ino dalam FB:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar