Senin, 15 Juli 2013

Nenggo: Madah Semesta Pante Tuak

Frans Jelata Catatan riangan: Tiwus = timpes (Bah. Manggarai - Wela) Menarik bila tetap menggunakan kata Timpes.* Ketika menjelajahi perkebunan di kampung, sangat menarik mendengar "Madah Semesta Pante TuaK" dalam Nenggo nan merdu yang dipaduselaraskan dengan irama pukulan " tewa raping" yang bervariasi. Melalui "Nenggo" - salah satunya "Lando", ata pante tuak mau mewartakan etos kerja dan persatuan. Kepada semesta (pohon enau, kebun, bukit, lembah, ngarai, dan sesama manusia yang kebetulan sedang melintas atau bekerja ) mereka memproklamirkan hal ini. Penggalan Nenggo Lando itu adalah sbb: "Neka ngonde holes mo... Lando... Liwut wintuk ipung setiwu.... ( janganlah menjadi orang yang mati angin hai Lando, bergeraklah seirama seperti bambu dan ikan kecil sekolam). Inilah antara lain pesan yang mau disampaikan dalam Nenggo, Madah Semesta Pante Tuak.

(Komentar  / Tanggapan  untuk tulisan Kraeng Ino dalam FB:

BILA, Persaudaraan dan Memberi dari Kekurangan (3)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar