Senin, 29 September 2014

PERKAWINAN ADAT MANGGARAI


Fase-fase Perkawinan Adat Manggarai:

  1. Tuluk - pu'  -  batu  mbau:
  2. Weda rewa  tuke  mbaru
  3. Paluk  kila: apa betuan? Momang  itu toe manga somong (cinta itu tidak ada bayas, abadi).
  4. Kawing
  5. Wagal: Sikat sai' kina - wagak  sai  kaba
JPS, 5 Oktober 2014.




Bisakah perkawinan adat  Manggarai  dibatalkan?  Bisa  yang  terpenting  ada alasan  kuat. Di Wela tahun 2012? Steni menceraikan  Hen - anaknya Anton Abor (uku Cumbi). Perkawinan mereka  sudah  berlangsung beberapa tahun dan sudah punya anak. Tahun 2010 (?) Steni  menuju ke Kalimantan untuk merantau sebentar, sementara   Hen dan anaknya  tetap tinggal di Wela. Dalam situasi jarak yang terbentang jauh seperti itu, hal yang tak terduga terjadi. Ada lelaki  lain yang "mengganggu "  Hen. Lelaki itu adalah pemuda  dari  Wela  juga.  Ketika  hal ini sampai di telinga  Steni  dan  keluarga  besarnya (uku  Ndiwar), Steni dan keluarga  besar  marah. Mereka tidak menerima perlakuan Hen. Mereka  mengadakan pertemuan. Mereka  memutuskan untuk menceraikan Hen. Keluarga Hen (Uku Cumbi)  tidak mau kalah  juga. Akhirnya masalah ini diselesaikan secara  adat. Steni  dimintai tala, membayar  mahar. Mereka  membayar  uang Rp 10  juta  sebagai  barang tebusan (mahar)  kepada  keluarga  Hen. Steni dan Uku Ndiwar menyanggupi  hal itu.  Anak hasil perkawinan  mereka berdua dipelihara  oleh  Steni  dan keluarga Ndiwar. 

Selanjutnya  Hen menjadi "gadis"  kembali  dan  Steni  menjadi "pemuda" lagi. Mereka  bebas secara  adat  untuk  kawin dengan kekasih hati  yang  baru. Tahun 2013 (?) Steni  menemukan tambatan  hatinya  dari  daerah  Kempo. Bulan September 2014 mereka wagal di  Kempo. Sida  kepada uku Nua II (Baduk Waweng) Rp 500.000. 

JPS, 29 September  2014.

Ola  anor  po  lako
Olo lelo po  seot
Olo mana  po lampa
Olo pota po  loncat
Olo ser  po  wekek

PERANTAUAN KE MALAYSIA

Perantauan orang    Manggarai  menimbulkan efek sosial yang  mendalam terutama  bagi   harmonisasi  keluarga  bagi   mereka  yang  sudah  menikah / kawin. Beberapa  rumah tangga  mengalami keterpecahan. Begitu Sang  suami jalan ke Malaysia, istri dan anak ditinggal. Ternyata  di belakang  istri diganggu  oleh laki-laki  lain. Terjadilah kehamilan. Pihak laki-laki di Malaysia marah. Demikian  juga  keluarganya.  Laki-laki di Malysia  tampak  masa  bodoh lagi dengan  istrinya  ini. Dia tampaknya tak memberikan perhatian utuh  kepadanya. Di kemudian  hari ternyata  dia   ada WIL (wanita  idaman lain)  di sana. Mengapa sampai terjadi  masalah rumah tangga  seperti  ini. Salah satu alasannya adalah  masalah  ekonomi. Aspek ekonomi inilah yang harus  diperbaiki. Nenek  moyang  menasihkan  kita via lagu berikut:

Eme ngo pala  pedeng  kaku kala rantang  pala  kala  data nana e....
Eme ngo caci  pedeng  kaku  raci  rantamg  pala  raci  data nana e.....










Tidak ada komentar:

Posting Komentar