Minggu, 16 Agustus 2015

ASAL USUL ORANG MANGGARAI


 Evolusi  manusia
Orang Manggarai sekarang merupakan hasil perkawinan beragam etnis. Dari beragam etnis itu, bisa disederhanakan dalam dua kategori tempat tinggal, yakni gunung dan pantai. Maka dikenallah dua kelompok manusia, yakni  orang gunung (ata golo) dan orang pantai   (ata wae). Atau  ada juga istilah orang asli ( ata  isi tana)  dengan  pendatang   (ata  long).

Dari pelbagai sumber yang dikumpulkan diketahui  bahwa nenek moyang orang Manggarai berasal dari berbagai benua yakni Eropa, Afrika dan Asia.

Dari Eropa, disinyalir berasal dari Turki. Konon  seorang tokoh di Nanga Rawa, Tanah Rata Borong, Manggarai Timur. Tokoh itu adalah Temelo (Tamelo).   Tamelo  datang dari Turki bersama rombongan pasukan teknis pembuatan kapal perang untuk membantu perang Aceh yang diserang oleh Portugis. Namun pasukan itu tak semua tiba  kembali ke Turki. Ada yang  pesiar menuju kawasan lain, termasuk yang  mendarat di Nanga Rawa - Kisol - Borong, Manggarai Timur. Katanya, perahunya kini menjadi batu di sana. Tamelo menyisakan7 potong tebu dan 12 bilah parang. Itu yang dia bawa memasuki kawasan Manggarai. Dia memasuki Poco Ndeki lalu menuju ke Riwu, masuk kawasan Biting - Bangga Rangga  lalu menuju Mandosawu. Di Mandosawu dia berkebun.Gunung  Mandosawu berdekatan dengan Gunung Ranaka. (Ranaka, bahasa Manggarai: Rana = danau; Ka = Burung Gagak. Ranaka = danau yang sering dikunjungi oneh burung gagak). Tamelo berkebun juga  di dekat  Ranaka (Danau  Burung Gagak) itu. Berbagai tanamannya tumbuh subur. Buahnya bagus-bagus. Suatu  waktu  kebunnya didatangi sejumlah perempuan cantik. Siapakah mereka itu? Setelah diamatinya mereka ternyata  peri yang berasal dari dunia khayangan. Mereka bisa  berubah rupa menjadi  manusia, namun dalam sekejam bisa mengenakan kembali mantel dan parasut untuk bisa terbang kembali ke khayangan. Tamelo penasaran dengan  para perempuan itu. Muncul niat dalam hati untuk meminang salah satunya. Dia mencari akal. Suatu malam di bulan purnama, dia bersembunyi di rimbunnya dedaunan tanamannya. Para gagak datang. Mereka melepaskan mantel dan parasut. Mereka menjadi  manusia. Tampak cantik. Salah seorang menyembunyikan mantel dan parasutnya di dekat persembunyian Tamelo. Tamelo mengambilnya dan menyembunyikannya.  Ketika  hendak pulang, mereka mengambil kembali mantel dan parasutnya lalu terbang menuju dunia khayangan. Seorang tidak bisa terbang karena tak menemukan parasut dan mantelnya. Dia mencari dan mencari tapi tak dapat. Saat dia mencari dalam suasana  sedih hati  dia bertemu dengan Temelo. Temelo senang bukan kepalang. Mereka sepakat untuk  kawin  lalu melahirkan Jermelo  dan  adiknya. Jermelo dan adiknya  merengek. Hal ini memusingkan ibu. Ibu kewalahan mengatasinya. Dalam situasi galau dia mencorek-coret pada  abu  tungku dapur. Tanpa sengaja  dia menemukan kembali  mantel dan parasutnya. Dia kembali  ke  khayangan  sambil  membawa  anaknya yang  masih kecil. Jermelo menikah. Namun perempuannya tak disebutkan siapa dan  dari mana. Hasil perkawinan mereka menurunkan  Teke Le (Sang Utara) dan Teke Lau (Sang Selatan). Teke Lau (Sang Selatan) kawin dengan  Nggae Sawu. Teke Le kawin  lalu melahirkan Sesawu. Namun  tak dikisahkan siapa   dan  dari mana  istri Teke Lau. Sesawu kawin  lalu menurunkan  Rendong Mataleso (Si Matahari). Istri Sesawu tak diketahui  nama  dan  asalnya. Rendong Mataleso menurunkan  Mbula, Ingkal, Paju, Longko, Wucur, Poca, Kamping dan Maja. Mbula  menuju Lambaleda. Ingkal menuju Riwu. Paju ke Cibal. Longko ke Poka - Cakep,  Wucur ke Ngaker, Poca ke Desu, Kamping ke Sita, Ingkal ke Kolang, Torok Golo. Keturunan mereka  ini kemudian menyebar ke hampir seluruh wilayah Manggarai.

Kedua  dari  Sulawesi Selatan, simak tabu-tabu  dan suku Maras (Welo),


Ketiga dari Minangkabau
Ini konformasi kisah yang saya dapatkan waktu kecil
June 18, 2014

My weakness:  dominate by technology of internet, read only news (user) not creator news. That important become creator news, not focus, 
My activity today: make report of introduction, make cover,  make resign letter, make present list, fill /write on blog
Call Ms Tuti at Optima  use JPS primary phone. Press number 9 than call Optima number 5806203. “I will go to Optima but I arrive at afternoon. I want to delivery my report and  resign letter,” I say. “Wow…., I will sent Primary certificate to you,” she  say. “okay,” I answer.  Than I go out for moment  for lunch. I wrap it.  I pay IDR  13.000 (rice, vegetable of acid , fish of tongkol). I go to Harmony shop to bind  (jilid)  the report.   I entrance. Evidently it  is Cathreen and Mario’s  of parent of shoop. They are Batak people. Mario ever school at JPS when Primary while Cathreen still at JPS. I can  not bind (jilid) there.  I go back to shelter of Harmony. I eat there. Than I go to  Bogor village to bind .(jilid) report. I go there  while fill the fuel. I commend  (titip) it  on shop of bind .(jilid) when I go to fuel station.I pay Rp 12.000 for bind (jilid , 3  ex).  I fill Rp 10.000. Than I go back to JPS. Start to OSI on 18:30 am. I drive motor cycle. The big jamm at  margin river Pondok Ungu (may be 45’ jamm)., commend .(titip) motor cycle on care place of home. I zigzag .(zigzag) on middle big jamm. I run to Harapan Indah shelter while zigzag (zigzag).  I arrive at Harapan Indah shelter. Lucky the bus of Busway already come, still  wait passenger. I entrance  while panting (terengah-engah). I’m relieved (lega) when direct / straight  get  bus without wait so long.I pay Rp 3.500.  I sit down on back. I  contact Mr. Hila to wait me Utan Kayu shelter. About 1,5 hours I arrive there,” I call  and  sms. “Okay, he says. Than the busway start. The journey from Bekasi to Pulo Gading  is smooth.  I arrive at Pulo Gadung. I wait busway to Pramuka road. Please through Bermis shelter. I do it. We wait busway enough long . I get busway. I stop at Bermis  shelter.  I contact to Mr. Hila. “I’m lost (tersesat). I’m at at Utan kayu Rawamangun,” he say. Please say, Utan kayu at Central Hotel,” I say.  Evidently Mr. Hila use taxi IDR  20.000. “Wow…. he  is miss communication. “. No need to use taxy, please only on foot,” he says.  I arrive at 19.00 am at Pulo Gadung. I use busway  through Bermis. I wait in Bermis so long. Wow….boring to wait  and  feel  tired  in pollution and big jamm situation. There is busway that by pass Jl. Perintis Kemerdekaan. I wait bus that turn at Kayu Putih – Jl. Pemuda – Jl. Pramuka (shelter of Utan Kayu). Evidently  my decide wrong. I late to make decision. If I stop at shelter Cempaka Putih Timur, certainly it faster to  me to arrive at  shelter of Utan Kayu. I often late to make decision. I decide to transit at Cempaka Putih Timur so I entrance busway that by pass Cempaka Putih area. I transit at Cempaka Putih Timur. I walk on shelter that long. I’m tired. I try to still spirit but my tired still show it to me.  The busway  to UKI  come. I transit   shelter BPKB. I walk on shelter that enough long. I wait bus at Jl. Pramuka. The busway come. I try to contact  Mr. Hila. He already arrive there. I stop at shelter Utan Kayu. When I arrive, I wait  for moment. Than he  come. I give  bag that consist souvenir of  food  that I buy at Bandung on Tuesday, June 17, 2014. Than I continue my journey with busway to Dukuh Atas 2, than transit at  Dukuh Atas 1 and 2  shelter. I wait busway  to Harmony. I wait enough long. Than the busway come. I arrive at Harmony. I transit there to Kedoya. I wait busway to Kedoya use busway to Lebak Bulus.  I get bus on 22.00 pm. I stop at Duri Kepa shelter. I entrance  to OPTIMA  office. Lucky Mr. Rudy still available there. I put my data. Than I get the data  especially certificate. I bring it. I wait busway. This  is  the  end busway.  I stop at Harmony. Wow…. my money  less, while no public car to Cempaka Putih / Percetakan Negara.  I decide to go to Sarina shelter.  I looking for BCA ATM.  I exit from busway. I ask at  Gedung Jaya – Menara Thambrin.  “Please  go the Menara Thambrin bulding. There 24 hour available ATM. I entrance. “This place I often entrance when join on Prudential  training.  I take money there. Than I looking for food for supper.  I eat fried food with cost Rp 10.000. For first I eat on margin road of Jl. Thambrin, near BPPT  building. Than I  I cross shelter busway.  I looking for taxy. I use EXPRESS  taxy.  In taxy we by the way.  We introduce one to the  others. “I from Padang. I’m Jomy.” He say. “I’m  Frans, from Manggrai Flores.  In story from ancient, our ancient  from Pagarujung, Minangkabau, Padang, West Sumatra. There is  story about   fight of buffalo,” I say. “Oh yes,  there is  war between Pagarujung vs Majapahit. If war of army, Majapahit is big  kingdom, have strong army  than Pagarujung. Pagarujung  think how win war without army war. Please battle of animal,  especially  buffalo. This is alternative war. They suggest it to Majapahit kingdom. Majapahit accept it. The envoy (utusan) of Pagarujung lurk (mengintai) buffalo that Majapahit use when battle  of buffalo.  “Oh…they use the female (betina) buffalo that have big body, long horn (tanduk) , have long milk (stomach) (susu yang panjang)” the envoy (utusan) say. “Please prepare the small buffalo that still suck (?) suckle (menyusui). We put and  binding (ikat)  knife on horn (tanduk) . They separate  the    child buffalo with mother buffalo, so  the child buffalo hungry and  thirsty. The  deal time for  battle  come. The big buffalo (from majapahit) and small buffalo (from  Pagarujung)  battle. The child . small buffalo think the Majapahit buffalo is his mother. So, it  come and  run to  …..(suck) suckle (menyusui).  The big buffalo can not plow (seruduk) and  lose   the little buffalo.  The small buffalo suck while make wound (luka) the body of  big buffalo. The big buffalo wound (luka) and death. So the little buffalo win. Finally Pagarujung win. “ he say. “Wow… this story same with story that I hear in Manggarai that I know from Mr. Bone Kaso when we are still childhood. ‘ I say.   I thank you to Mr. Jomy because from  his history I clear the story that still hazy .(kabur) to me.  We by pass Menteng – Jl Imam Bonjol – Jl Diponegoro -  Jl. Kramat Raya – Jl. Pemuda – Rawasari – Percetakan Negara - .   I pay  IDR 30.000. I arrive on 01.00 am, wow…. go back  from Office on middle  night. I’m so  slow. Please repair myself. 

Keempat: Kalimanatan. Ada suku di Kota Komba yang mengaku bahwa nenek moyangnya berasal dari Kalimantan. Begitu mereka mendarat di pantai Selatan (Wae Wole - Wae Lengga/ Bondei - Kisol) mereka menuju daratan. Mereka membawa serta dengan anjing. Mereka melepaskan anjing ini. Suatu pagi mereka melihat anjing ini basah. "Tentu anjing ini menemukan air. Bagaimana caranya agar mereka mengetahui letak air itu? Mereka menyirami abu dapur pada anjing itu. Beberapa waktu kemudian,  mereka melihat bahwa anjing itu kembali lagi ke rumah dalam keadaan basah, pertanda bahwa di sekitar  daerah itu ada air. Lalu mereka mengikuti jejak abu  yang dijatuhkan dari tubuh anjing itu. Mereka berhasil mendapatkan air itu. Mereka begitu bergembira  ketika menemukan air.

Hemat saya (FJ), ada beberapa data yang mendukung hal ini. Salah satunya adalah  bahasa / nama tempat. Ada kemiripan antara  nama tempat di Manggarai  dengan tempat di Kalimantan. Misalnya,  kampung Kelumpang di Kec. Rahong Utara, Manggarai  dengan Kecamatan Kalumpang di Kalimantan Selatan,  Kalimantan Timur, (https://media.neliti.com/media/publications/21403-ID-siput-air-tawar-sebagai-hospes-perantara-trematoda-di-desa-kalumpang-dalam-dan-s.pdf; )

 Selain itu kata Nanga. Di Mangarai ada banyak Nanga, seperti Nanga Kantor, Nangalili, Nanga Bere, Nanga Woja, nanga Lanang. Di Kalimanta ada nanga Tayap di Kab. Ketapang Kalbar, Nanga Taman (Sekadau) , Nanga Mahap (Sekadau)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar