ROKO MOLAS POCO
Upacara Roko Molas Poco
Roko Molas Poco merupakan suatu tradisi adat awal pembangunan
Mbaru Tembong, rumah adat masyarakat
Manggarai Raya, baik yang berdiam di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, maupun Manggarai Timur.
[5] Roko dalam bahasa setempat berarti pikul secara gotong royong.
[5] Sementara
molas artinya cantik dan
poco adalah hutan.
[5] Alhasil, kata
roko molas poco mengandung arti mengambil atau memikul secara bersama kayu terbaik dari hutan.
[5] Pada rangkaian ritus
Roko Molas Poco kewajiban para tokoh adat seperti
tu’a golo (kepala Kampung),
tu’a teno (kepala adat) adalah mengundang semua warga kampung, untuk melakukan
lonto leok ( musyawarah bersama warga se- kampung) di rumah adat lama atau pun di
natas (halaman kampung).
[5] Selanjutnya, anggota masyarakat maupun tokoh-tokoh adat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok
Roko Molas Poco (kelompok yang akan pergi ke hutan untuk mengambil kayu tersebut) dan kelompok
curu molas poco (kelompok yang akan menjemput
Molas Poco tersebut).
[5] Upacara adat
Roko Molas Poco ini diawali dengan acara teing hang atau pemberian sesajian di altar sesajian (compang) yang dipimpin oleh
tu’a golo.
[5] Setelah upacara
teing hang (Memberi sesajian kepada arwah nenek moyang) usai upacara, barulah kelompok
Roko Molas Poco
berangkat ke hutan (puar) dengan membawa manuk (ayam), moke , cola
(kapak)), kope (parang), serta alat-alat lain yang dibutuhkan saat
upacara tersebut berlangsung.
[5] Setiba di hutan, kelompok
Roko Molas Poco beserta
tu’a golo duduk menghadap pohon yang akan dijadikan sebagai
Molas Poco atau
Siri Bongkok.
[5] Kemudian
tu’a golo, menyampaikan permohonan atau
kepok atau
torok tae (bahasa kiasan Manggarai) kepada arwah-arwah nenek moyang.
[5] Setelah
torok tae tersebut selesai barulah kayu-kayu dipotong dan
Molas Poco tersebut diusung ke kampung oleh kelompok
Roko.
[5] Sesampainya di dekat kampung (Pa’ang beo) kelompok
Roko Molas Poco tersebut dijemput (
sundung/
curu) oleh kelompok penjemput dengan diiringi tarian-tarian dan dilanjutkan
torok atau
kepok sundung atau
curu.
[5] Ritus “Roko Molas Poco” ini dilakukan untuk meneruskan warisan budaya leluhur dan agar rumah adat atau
Mbaru Tembong yang akan dibuat tetap kokoh, serta memberikan ketenteraman bagi warga yang mendiami kampung tersebut.
[5]
JPS, 16 Desember 2016
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Moke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar