Senin, 21 November 2016

LABUAN BAJO



Tradisi Kepok Sambut Turis Kapal Pesiar di Pulau Komodo

ARSIP SYAHBANDAR LABUAN BAJO Ritual Kepok menyambut kedatangan turis kapal pesiar MV Black Watch yang berlabuh di Pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin 913/3/2017).
Ads by Kiosked
LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Tua-tua adat dari Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyiapkan ayam jantan berwarna merah atau putih serta moke putih yang sudah disimpan di dalam tawu (botol dari buah labu besar).
Mereka mengenakan pakaian adat Songke dan destar dipadukan dengan baju kemeja putih berdiri di Dermaga Loh Liang, Pulau Komodo, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Senin (13/3/2017), siap menyambut wisatawan kapal pesiar MV Black Watch.
Tua-tua adat didampingi kaum perempuan Manggarai Barat siap menyapa wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin melihat keajaiban binatang Komodo.
"Kepok" dapat diterjemahkan sebagai penyambutan tamu-tamu beserta dengan ayam jantan berwarna merah dan putih serta moke putih khas lokal.
(BACA: Kapal Pesiar Mulai Ramai Kunjungi Taman Nasional Komodo)
Ini merupakan kebiasaan orang Manggarai Barat dalam menerima dan menyambut tamu. Hari Senin suasana di Pulau Komodo sangat ramai karena menyambut 153 turis kapal pesiar MV Black Watch yang mengunjungi Loh Liang di kawasan Taman Nasional Komodo.
ARSIP SYAHBANDAR LABUAN BAJO Kapal pesiar MV Black Watch berlabuh di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (13/3/2017).
Kapal pesiar asal Australia itu berlabuh di sekitar perairan Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo. Kapal tersebut tiba di perairan Pulau Komodo dan penumpang turun di dermaga Wilker, Senin (13/3/2017) pagi.
Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Labuan Bajo Ditjen Perhubungan Laut, Usman Husin, bersama jajarannya menyambut kedatangan kapal dari Darwin, Australia itu yang mengangkut 531 penumpang dan 531 kru.
“Ritual adat menyambut tamu asing yang mengunjungi Pulau Komodo sebagai tanda penghormatan tamu yang berwisata. Tua adat melaksanakan ritual ‘Kepok’ dengan tuak lokal sambil mengucapkan selamat datang di wilayah Manggarai Barat,” katanya.
(BACA: Menyambangi TN Komodo, Ini 5 Destinasi Andalannya)
Husin menjelaskan, bersama petugas Unit Penyelenggara Pelabuan II Labuan Bajo ikut menyambut serta petugas dari kesehatan pelabuhan dr. Pina Yanti Pakpahan, petugas Imigrasi serta petugas Bea dan Cukai Manggarai Barat.
“Kami senang menyambut mereka. Ini kapal ketiga dari Australia yang tiba beberapa hari terakhir. Sebelumnya pada Jumat dan Sabtu juga tiba kapal pesiar dari Negeri Kanguru itu,” jelasnya kepada KompasTravel di Labuan Bajo.
KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tua adat di Manggarai Barat, NTT, menyambut tamu dengan tradisi kepok.
Husin mengemukakan seluruh penumpang, bahkan sebagian kru, termasuk nakhoda Capt. Age Danielsen, ikut turun ke dermaga Wilker. “Biasanya nakhoda jarang turun. Tetapi ini nakhoda ikut turun. Selanjutnya kapal pesiar ini melanjutkan perjalanan ke Benoa, Bali," katanya. Sebelumnya Husin menjelaskan, kapal pesiar MV Seven Seas Navigator dengan membawa 462 wisman tiba di Labuan Bajo, Sabtu (11/3/2017) siang.
“Keunikan alam dan keajaiban binatang Komodo menjadi daya tarik bagi wisatawan asing berkunjung ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca di kawasan Taman Nasional Komodo,” katanya.
Husin menjelaskan, kapal pesiar MV Coral Discoverer tiba ke Pulau Rinca, Labuan Bajo, dengan membawa 48 wisatawan pada Jumat (10/3/2017).
Pada awal bulan Maret ini sudah ada tiga kapal pesiar yang datang langsung dari Darwin, Australia ke Pulau Komodo.
KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tua adat di Manggarai Barat, NTT, sambut tamu dengan tradisi kepok.
Menurut Husin, data yang dimiliki unit Penyelenggara Pelabuhan II Labuan Bajo, Manggarai Barat bahwa tahun 2016 ada 24 kapal pesiar yang mengunjungi Pulau Komodo. Sampai awal Maret 2017 sudah ada 13 kapal pesiar yang berwisata ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Itu berarti kunjungan wisatawan asing dengan memakai kapal pesiar akan meningkat pada 2017.
Penulis: Kontributor Manggarai, Markus Makur
Editor : I Made Asdhiana

Menyambangi TN Komodo, Ini 5 Destinasi Andalannya

http://travel.kompas.com/read/2017/03/07/090200227/menyambangi.tn.komodo.ini.5.destinasi.andalannya

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Komodo (Varanus komodoensis) hidup liar di Pulau Rinca, Jumat (10/6/2016). Populasi komodo di Pulau Rinca yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo sekitar 2.800 ekor.
Ads by Kiosked
JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Nasional (TN) Komodo, Senin (6/3/2017) merayakan ulang tahun ke-37. Bahkan Google pun ikut mengucapkan ulang tahun kepada TN Komodo.
Taman nasional yang memiliki total luas wilayah 1.817 km persegi ini mempunyai segudang destinasi wisata yang populer untuk dikunjungi wisatawan.
Bukan hanya wisatawan domestik, namun banyak juga wisatawan mancanegara yang mengagumi keindahan TN Komodo.
TN Komodo terdiri dari banyak pulau termasuk tiga pulau besar seperti Pulau Rinca, Pulau Komodo dan Pulau Padar.
(BACA: Google Ikut Rayakan Ultah Ke-37 TN Komodo dengan Doodle Interaktif)
Dengan gugusan pulau dan keanekaragaman hayati yang terdapat di TN Komodo, berikut KompasTravel rangkum lima destinasi wisata yang bisa Anda kunjungi.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Sejumlah kapal merapat di dermaga Loh Buaya di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (10/6/2016).
1. Loh Buaya Loh Buaya merupakan pusat persebaran komodo di Pulau Rinca. Untuk menuju pulau ini, Anda bisa naik kapal dari Labuan Bajo dengan waktu tempuh sekitar 2 jam tergantung kondisi laut saat itu.
Berkeliling di pulau ini Anda akan ditemani pemandu wisata untuk melihat komodo dari dekat. Selain melihat komodo, Anda juga bisa mendaki bukit-bukit, bersantai di pinggir pantai sambil memandang laut dan lain sebagainya.
2. Pantai Pink
Pantai Pink atau Pink Beach merupakan destinasi populer selanjutnya. Pantai unik ini terletak di Pulau Komodo.
(BACA: Jurnalis China Ini Terpukau Melihat Keindahan Labuan Bajo)
Kepopuleran Pantai Pink tak lepas dari fenomena yang terjadi di pantai ini, yaitu pasir pantai yang berwarna pink atau merah muda.
Warna pink ini diketahui berasal dari karang berwarna pink yang banyak bertebaran di sekitar pantai.
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Pemandangan Pink Beach di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (30/11/2010).
Karang-karang tersebut terkena ombak dan membuat butiran-butiran kecil yang kemudian terbawa arus hingga ke bibir pantai. Butiran tersebut kemudian bercampur dengan pasir pantai dan membuat warna pasir menjadi pink atau merah muda.
3. Gili Laba
Bagi Anda yang sering berselancar di internet seperti Instagram, mungkin Anda sering melihat foto wisatawan yang berlatarkan pemandangan indah di TN Komodo.
Tempat ini bernama Gili Laba, sebuah bukit yang terdapat di suatu pulau dengan pemandangan laut dan bukit yang memesona.
Pada musim kemarau, Gili Laba akan berwarna kuning seiring rumput savana yang mengering dan akan berwarna hijau pada musim hujan.

KOMPAS/AGUS SUSANTO Panorama di Pulau Kelor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
4. Pulau Kelor Pulau Kelor merupakan destinasi yang cukup terkenal untuk melakukan snorkeling. TN Komodo terkenal dengan keanekaragaman sumber daya lautnya.
Jadi Anda mempunyai kesempatan untuk dapat menikmati pesona bawah laut dengan 260 jenis karang dan ribuan jenis ikan.
Selain lokasinya yang terbilang dekat dari Labuan Bajo yaitu sekitar 1 jam saja, Pulau Kelor juga mempunyai pemandangan yang tak kalah eksotis dengan pulau-pulau lainnya di TN ini.
5. Kampung Wisata Komodo
Selain dapat menikmati pesona alam di Taman Nasional Komodo, Anda juga dapat melihat aktivitas keseharian dari warga asli Pulau Komodo.
Desa ini bernama Desa Komodo, terletak di bagian terluar Kabupaten Manggarai Barat dan dihuni oleh lebih dari 1.700 orang.
Dian Maharani/Kompas.com Dermaga Kampung Wisata Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Di desa ini Anda bisa melihat aktivitas warga seperti membuat patung komodo yang nantinya akan dijual untuk oleh-oleh wisatawan. Satu lagi yang unik dari warga di Desa Komodo adalah konon mereka bisa bercengkerama dengan komodo.
Nah, hal ini bisa menjadi cerita unik yang bisa Anda peroleh selepas liburan di TN Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
******
KompasTravel menghimpun 48 destinasi di seluruh Indonesia yang cocok dengan preferensi traveling Anda. Mulai dari indahnya wilayah barat Indonesia yakni Provinsi Aceh, hingga eksotisme kawasan timur Nusantara yakni Raja Ampat dan Papua.

Inilah Visual Interaktif Kompas (VIK) Vakansi Indonesia: http://vik.kompas.com/vakansi/

VIK Vakansi Indonesia adalah panduan lengkap untuk destinasi traveling Anda selanjutnya. KompasTravel juga menyediakan semua informasi yang Anda butuhkan, mulai dari how to get there, where to stay, what to do, what to eat, dan what to buy. Opsi transportasi dan akomodasi hadir dalam dua jenis, yakni koper dan ransel.
Penulis: Alek Kurniawan
Editor : I Made Asdhiana

Labuan Bajo Semakin Dekat

KOMPAS/AGUS SUSANTO Panorama di Pulau Kelor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
BANGUNAN beton perlahan berganti dengan gugusan pulau indah dan laut biru, kala berada di langit Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tengara Timur. Pemandangan itu tersaji dua jam setelah terbang dari Jakarta. Rasanya, pintu masuk Taman Nasional Komodo itu kian dekat.

Sebelumnya, sebutan Labuan Bajo beberapa kali terdengar dari pengeras suara di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (26/10/2016), sekitar pukul 09.00. Puluhan penumpang segera beranjak ke gerbang keberangkatan.

Bus lalu mengantar para penumpang ke pesawat jenis Bombardier CRJ1000 NexGen. Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia berkapasitas 96 kursi itu terbang membawa sekitar 50 penumpang pukul 10.05.
(BACA: Bersua "Komodo" di Bandara Komodo)
Sekitar dua jam kemudian, pesawat mendarat di Bandar Udara (Bandara) Komodo, Labuan Bajo. Replika komodo raksasa di depan bandara dan embusan angin pantai menyambut penumpang yang baru turun.

KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI Wisatawan tiba di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (26/10/2016), menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang berangkat langsung dari Jakarta. Penerbangan langsung sekitar dua jam itu dinilai dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Suasana itulah yang dirasakan penumpang yang terbang ke Labuan Bajo dari Jakarta sejak Jumat (21/10/2016), ketika Garuda Indonesia pertama kali melayani penerbangan langsung Jakarta-Labuan Bajo pergi pulang.

Ini berbeda dengan rute pesawat ATR72-600 berkapasitas 70 penumpang yang diterbangkan Garuda Indonesia sebelumnya untuk melayani rute Jakarta-Labuan Bajo. Penumpang harus transit di Denpasar, Bali, terlebih dahulu untuk ke Labuan Bajo. Waktu tempuhnya ketika itu lebih dari tiga jam. (BACA: Jurnalis China Ini Terpukau Melihat Keindahan Labuan Bajo)
Saat ini, dengan adanya penerbangan langsung dari Jakarta, bahkan penumpang dari Sumatera hanya transit di Jakarta. Sebelumnya, penumpang Sumatera harus singgah di Jakarta dan Denpasar, Bali.

Selain lebih cepat, rute baru itu juga lebih hemat. Penumpang setidaknya tidak lagi menambah ongkos Rp 300.000 untuk setiap perjalanan.

KOMPAS/AGUS SUSANTO Elang flores menyambar mangsa di dekat komodo di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (23/8/2016).
Rute baru itu pun mengundang wisatawan baru ke Labuan Bajo. Sepekan setelah dibuka, tingkat keterisian rute baru itu lebih dari 50 persen. Bahkan, pada 27 dan 29 Oktober, Garuda Indonesia menerbangkan Boeing 737-800 NG berkapasitas 162 kursi ke Labuan Bajo dengan dua kali penerbangan.

Pulau Komodo

Labuan Bajo adalah gerbang menuju Pulau Komodo yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia versi organisasi New 7 Wonders. Pesona Pulau Padar, Pulau Rinca, Pantai Merah Jambu, dan rumah adat Wae Rebo juga tersaji.

Direktur Utama Garuda Indonesia (Persero) Tbk Arif Wibowo bahkan menyebut semua obyek wisata itu sebagai Jurassic Park dunia. Tidak mengherankan, hingga awal November, tiket penerbangan langsung Jakarta-Labuan Bajo nyaris ludes dipesan.

”Untuk itu, kami siap menambah penerbangan lagi jika peminat terus bertambah. Bahkan, Labuan Bajo dapat menjadi tempat pertemuan, bahkan pameran,” ujarnya.

Boeing 737-800 NG milik Garuda Indonesia juga siap diterbangkan. Apalagi, landasan Bandara Komodo sepanjang 2.250 meter dapat menjadi tempat pendaratan pesawat berbadan besar itu. ”Akan lebih baik jika panjang landasan ditambah 200 meter,” tambah Arif.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Pinisi yang dioperasikan Plataran di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timir, Selasa (19/1/2016).
Masa depan Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan kian cerah. Sejak Januari hingga September, berdasarkan catatan Taman Nasional Komodo, 80.532 wisatawan mengunjungi wilayah itu, atau melonjak dari 2013, yakni sekitar 50.000 wisatawan. Sekitar 70 persen dari jumlah itu adalah wisatawan mancanegara.

Namun, kian mudahnya akses ke Labuan Bajo tidak diimbangi dengan kesiapan pemerintah daerah. Tumpukan sampah, misalnya, terdapat di bibir Pantai Namong, yang juga merupakan Pantai Merah Jambu. Kerusakan jalan bertebaran, misalnya di jalur menuju Plataran yang juga minim lampu jalan. Dinding bukit juga terancam longsor sewaktu-waktu.

Hal itu diakui Bonie Reza, pemilik penginapan Esperanza di Labuan Bajo. Bahkan, saat musim kemarau, warga kesulitan air bersih. ”Pemerintah daerah kaget dengan wisatawan yang datang dan lupa membangun infrastruktur,” ujar Bonie. (ABDULLAH FIKRI ASHRI) Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 November 2016, di halaman 11 dengan judul "Labuan Bajo Semakin Dekat".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar