Sabtu, 25 Oktober 2014

TEMPAT WISATA DI MANGGARAI


Menerobos Hutan Menuju Air Terjun Bensu Rewung di Flores

  Air Terjun Bensu Rewung di kawasan Hutan lindung Golo Tando, di sekitar Kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (13/7/2016). Air terjun ini menjadi salah satu obyek wisata yang terunik di wilayah utara dari Manggarai Barat.

 

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air Terjun Bensu Rewung di kawasan Hutan lindung Golo Tando, di sekitar Kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (13/7/2016). Air terjun ini menjadi salah satu obyek wisata yang terunik di wilayah utara dari Manggarai Barat.


MENTARI dari Timur mulai menyinari Lembah Kampung Sar, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (13/7/2016) lalu.

Sebagian warga Lembah Kampung Sar sudah bangun. Sebagian lagi masih tidur lelap. Sinar matahari membangunkan warga masyarakat di kampung tersebut untuk memulai beraktivitas di hari itu.  Sebagian warga pergi ke ladang untuk memindahkan hewan ternaknya seperti kerbau, sapi, kambing dan ternak-ternak lainnya.

Saya pun bangun untuk menikmati keindahan sinar matahari di Lembah Kampung Sar itu. Keajaiban sinar matahari memberikan suasana berbeda di Lembah Kampung Sar. Lembah Kampung Sar diapit oleh empat gunung kecil.

Saya membangunkan saudara saya, Matias Dandung untuk menyiapkan diri berpetualang menuju ke Air Terjun Bensu Rewung di kawasan hutan Golo Tando yang terletak di sekitar Kampung Beong.

Setelah sarapan pagi sekitar jam 07.00 Wita, di rumah keluarga di Lembah Kampung Sar, saya bersama dengan saudara Matias Dandung dan saudara sepupu, Titus Kajo serta seorang keponakan, Klemen, mempersiapkan diri untuk mulai berpetualang di alam bebas di kawasan hutan Golo Tando.

Sekitar 07.30 Wita, kami berempat mulai beranjak dari rumah dengan melewati Sungai Sar. Lalu, berjalan di jalan mendaki menuju ke Kampung Beong.
KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Memasuki hutan Golo Tando menuju Air Terjun Bensu Rewung di Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Dalam perjalanan itu, suara burung dari berbagai jenis di kiri kanan jalan memberikan nuansa tersendiri. Setibanya di Kampung Beong kami disambut oleh warga Kampung Beong. Wajah mereka penuh kegembiraan saat menyapa tamu.

Selanjutnya kami dipersilakan masuk rumah. Tak lama kemudian, suguhan minuman kopi Robusta dan Arabika diantar oleh anggota keluarga di rumah tersebut. Rasa kekeluargaan sangat dalam sambil minum kopi.

Kampung Beong berada di sebuah bukit yang diapit oleh berbagai hutan asli di sekitarnya. Kampungnya sejuk, tenang, sepi dan suara-suara burung memberikan suasana berbeda di kampung tersebut.

Mulailah bertualang

Sehabis minum kopi, tim petualang mulai bertambah, dimana empat warga Kampung Beong, Agustinus Nudin, Oncik, Topan, dan Sabinus bergabung bersama kami. Dan empat warga kampung Beong ini yang mengetahui lokasi obyek air terjun Bensu Rewung.

Persiapan apa adanya. Yang disiapkan oleh mereka adalah air minum satu jeriken, parang, serta beberapa kebutuhan lainnya, juga telepon seluler tak ketinggalan.

Sekitar 08.30 Wita, kami berdelapan mulai menyusuri Kampung Beong, melewati Dusun Tonggong Dole. Kami melewati sebuah kapela Gereja Katolik Beong. Selanjutnya kami melewati sebuah lapangan sepak bola.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Keunikan air terjun Bensu Rewung dengan enam anak tangga terjun yang kecil-kecil menjadi daya tarik tersendiri saat berpetualangan di kawasan hutan Golo Tando, disekitar kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Kami bersua muka dengan warga Kampung Beong yang pulang dari kebun, dan sebagiannya juga bersama-sama menuju ke kebun mereka untuk memetik kopi. Saat ini warga di Kampung Beong lagi panen kopi.

Berpetualang segera dimulai dengan memasuki kawasan hutan Golo Tando. Hutannya masih terjaga dengan baik dengan pohon-pohon besar. Terus menuruni lembah di tengah hutan lebat yang dipandu oleh warga Kampung Beong.

Di tengah itu kami dihibur oleh merdunya suara-suara burung endemik Flores dan berbagai jenis burung lainnya.

Sekitar satu jam perjalanan dengan menyusuri hutan di kawasan itu. Kami tiba di bagian hilir obyek wisata Air Terjun Bensu Rewung. Saat itu mulai mengabadikan keunikan air terjun dengan sebuah kamera serta telepon seluler. Alam menyuguhkan keunikan tersendiri bagi manusia.

Pertama-tama, kami melihat air terjun pertama di bagian hilirnya, lalu terus menyusuri kawasan hutan disisi kiri air terjun untuk melihat obyek yang dituju yaitu Air Terjun Bensu Rewung. Akhirnya kami tiba di Air Terjun Bensu Rewung.

Air Terjun Bensu Rewung terletak di kawasan hutan lindung Golo Tando, di Kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ini merupakan salah satu obyek wisata air terjun terindah di bagian Utara dari Kabupaten Manggarai Barat. Air terjun ini berada di bagian utara dari Kabupaten Manggarai Barat.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air Terjun Bensu Rewung di kawasan Hutan lindung Golo Tando, di sekitar Kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (13/7/2016). Air terjun ini menjadi salah satu obyek wisata yang terunik di wilayah utara dari Manggarai Barat. Pasalnya air keluar melalui lubang batu cadas menuju ke kolam sehingga memunculkan buih-buih berupa awan.
Air terjun ini memiliki keunikan yang sangat berbeda dengan air terjun lainnya di wilayah Manggarai Barat. Keunikan air terjun ini adalah aliran air muncul dari belahan tebing. Aliran air Sungai Wae Raeng membelah sebuah tebing dengan batu cadas.

Mengapa disebut Bunsu Rewung? Dalam bahasa lokal orang Kampung Beong dan Sar, "bunsu" berarti air yang keluar dari tebing yang berbentuk pancuran, sedang "rewung" berarti awan.

Jadi air terjun Bunsu Rewung berarti air terjun yang mengeluarkan buih-buih air yang berbentuk awan yang muncul dari kolam ketika aliran air dari belahan tebing mengenai kolam di bawahnya. Ketinggian air terjun ini sekitar 60 meter.

Derasnya air terjun itu pada musim hujan yang mengenai kolam di bawahnya mengakibatkan munculnya buih-buih air berbentuk awan. Selain itu keunikan lainnya adalah ada enam anak tangga air terjun yang berukuran sedang. Juga aliran Sungai Wae Raeng itu berada di tengah hutan lindung Golo Tando.

Selain melihat keunikan Air Terjun Bunsu Rewung, ada keunikan-keunikan lain yang dapat dijumpai di sekitar hutan Golo Tando, di mana kita dapat melihat burung endemik Flores, Burung Wotong serta bunga anggrek yang tumbuh liar di kawasan hutan tersebut.

Bahkan, suara-suara burung endemik Flores memberikan keunikan tersendiri bagi kita yang mengunjungi kawasan air terjun tersebut. Hutannya masih terawat dengan baik karena masyarakat sekitar masih menjaganya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air terjun Bensu Rewung bersumber dari aliran air Sungai Wae Raeng. Air terjun Bensu Rewung berada di kawasan Hutan Golo Tando, disekitar kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Kita juga dapat menjumpai burung Kalong yang berada di goa-goa di dalam batu serta sarang burung Walet yang berada di tebing-tebing goa batu sekitar air Sungai Wae Raeng.

Sekelompok masyarakat dari Kampung Sar dan Beong, Titus Kajo, Oncik, Agustinus Nudin, Matias Dandung, Sabinus, Klemen, dan Topan, Rabu (13/7/2016) lalu, menemani KompasTravel berwisata ke Air Terjun Bunsu Rewung.

Titus Kajo kepada KompasTravel menjelaskan, Bensu Rewung merupakan air terjun terunik di wilayah Utara dari Kabupaten Manggarai Barat. Namun, air terjun ini belum dipromosikan secara luas. Selama ini air terjun ini hanya dikunjungi oleh warga lokal dari Kampung Beong, Sar, Kombo, dan sekitarnya.

“Kami berterima kasih atas kunjungan dari jurnalis KompasTravel untuk mempublikasikan keunikan air terjun ini. Kalau tidak dipromosikan secara luas maka keunikan air terjun ini tak akan diketahui oleh wisatawan asing dan domestik,” katanya.

Kajo menjelaskan, bagi penggila petualangan alam, maka kawasan hutan Golo Tando sangat menantang untuk ditelusuri. Bahkan, penggila panjat tebing ditantang untuk memanjat tebing batu yang sangat tinggi.

Selain itu, kawasan hutan ini sangat cocok bagi pengamat burung domestik dan internasional untuk mengamati burung endemik Flores.

“Ada begitu banyak obyek wisata di wilayah Utara dari Kabupaten Manggarai Barat yang belum dikelola dan dipromosikan secara luas baik oleh pemerintah maupun pelaku pariwisata. Masyarakat berharap obyek wisata air terjun Bensu Rewung diperhatikan oleh pemerintah untuk dipromosikan secara luas,” ujarnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air Terjun Bensu Rewung di kawasan Hutan lindung Golo Tando, di sekitar Kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (13/7/2016). Air terjun ini menjadi salah satu obyek wisata yang terunik di wilayah utara dari Manggarai Barat. Pasalnya air keluar melalui lubang batu cadas menuju ke kolam sehingga memunculkan buih-buih berupa awan.
Kajo menjelaskan, obyek wisata di Kecamatan Macang Pacar di bagian Utara dari Manggarai Barat yang bisa dikunjungi adalah obyek wisata Pulau Longos yang terdapat binatang komodo, burung kakatua jambu kuning, serta ratusan kalong. “Masih banyak obyek wisata yang belum digali di wilayah Utara dari Manggarai Barat. Perlu perhatian dan keterlibatan dari Pemkab Manggarai Barat untuk mempromosikannya,” jelasnya.

Warga Kampung Beong, Agustinus Nudin menjelaskan, warga di sekitar kawasan itu terus menjaga kawasan hutan Golo Tando sesuai dengan kearifan lokal di mana warga masyarakat tidak menebang pohon di kawasan hutan.

“Warga memiliki kearifan lokal untuk menjaga kawasan hutan lindung Golo Tando. Bahkan kawasan hutan itu sebagai penyangga kehidupan masyarakat untuk keperluan pertanian seperti mengairi lahan persawahan,” jelasnya.

Rute petualangan menuju ke air terjun Bensu Rewung, dari arah Kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat dengan dua cara yakni darat dan laut.

Kalau wisatawan menggunakan angkutan laut maka mereka menyusuri bagian utara menuju ke Pulau Longos. Dari Longos menuju ke Bari, ibu kota Kecamatan Macang Pacar. Selanjutnya jalan darat dari Bari menggunakan angkutan pedesaan menuju Kampung Hita.

Dari Kampung Hita menuju Kampung Ajo, kemudian berjalan kaki menuju lembah Kampung Sar. Lanjut menuju Kampung Beong dengan menyeberangi sebuah kali Sar. Setiba di Kampung Beong, pemandu lokal siap memandu wisatawan dengan menyusuri kawasan hutan Golo Tando.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air Terjun Bensu Rewung di kawasan Hutan lindung Golo Tando, di sekitar Kampung Beong, Desa Kombo, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (13/7/2016). Air terjun ini menjadi salah satu obyek wisata yang terunik di wilayah utara dari Manggarai Barat.
Dari Kampung Beong menuju ke Air Terjun Bensu Rewung membutuhkan waktu satu jam perjalanan sebelum akhirnya tiba di Sungai Wae Raeng dan melihat keunikan-keunikan Air Terjun Bensu Rewung.

Alternatif kedua menggunakan jalan darat dari Labuan Bajo menuju Kampung Nggorang. Selanjutnya menuju Kampung Terang. Dari Kampung Terang perjalanan dilanjutkan ke pertigaan Kampung Noa. Selanjutnya dari Kampung Noa menuju ke Kampung Macang Pacar, Kampung Hita dan Ajo.

Menempuh perjalanan darat sekitar 170 kilometer. Namun, jalannya masih rusak parah dan berlubang-lubang terutama dari Kampung Terang menuju ke pertigaan Kampung Noa.

 

 

Travel / Travel Story

 http://travel.kompas.com/read/2014/10/25/151200327/Wow.Air.Terjun.Cunca.Rede.Tertinggi.di.Flores.Barat

 

Wow, Air Terjun Cunca Rede Tertinggi di Flores Barat

Sabtu, 25 Oktober 2014 | 15:12 WIB
KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air Terjun Cunca Rede setinggi 70 meter berada`di Kampung Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
SEORANG wisatawan mancanegara dan domestik belumlah mengenal Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam menghabiskan waktu liburannya, apabila tak berwisata ke Air Terjun Cunca Rede. Air Terjun Cunca Rede tertinggi di Flores Barat. Diperkirakan tinggi air terjun ini adalah 70 meter. Air terjun ini terletak di Kampung Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores bagian Barat, NTT.

Air terjun ini adalah satu-satunya air terjun yang berada di Kabupaten Manggarai Timur. Air terjun ini berada di Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng (TWAR) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Ruteng. Air Terjun Cunca Rede berada di bawah kaki Gunung Ranaka. Untuk sampai ke air terjun ini tidaklah sulit bagi wisatawan asing dan domestik. Kesulitan saat ini adalah peta menuju ke lokasi air terjun tersebut belum ada.

Bagi wisatawan yang datang dari arah Labuan Bajo, tempat binatang ajaib Komodo hidup menyusuri ke arah timur sambil melewati persawahan Lembor dan menikmati kota dingin Ruteng. Lalu dari Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai, para wisatawan terus bergerak ke arah timur di jalan Transflores Labuan Bajo-Maumere sambil menikmati panorama alam yang masih asli di Pulau Flores Bagian barat. Sebelum ke air terjun tersebut yang berada di dalam kawasan hutan, wisatawan juga dapat mengunjungi Danau Ranamese yang terletak di pinggir jalan Transflores.

Dari situ, wisatawan terus menuruni sejumlah kampung yang berada di kiri kanan jalan Transflores sampai di Kampung Paka. Setiba di Kampung Paka, wisatawan melintasi jalan perbukitan dan lereng yang bisa ditempuh dalam waktu dua jam karena jalannya masih rusak parah. Disarankan pengunjung ke air terjun tersebut tidak bisa menggunakan kendaraan roda dua, karena jalannya masih bebatuan. Belum diaspal. Pengunjung akan melintasi beberapa kampung sampai tiba di Kampung Ntaur. Dari kampung Ntaur, wisatawan akan didampingi pemandu lokal untuk menuju ke lokasi air terjun Cunca Rede tersebut.

Sebelum wisatawan tiba di air terjun itu, wisatawan melewati persawahan dan bendungan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro Waemusur dan melewati kali sebelum menuju hutan di sekitar Air Terjun Cunca Rede. Ketika tiba di dekat air terjun, pengunjung mendengarkan bunyi air dari kejauhan dan begitu tiba di air terjun itu, rasa lelah dalam perjalanan segera hilang karena menikmati keindahan air terjun Cunca Rede.

Bagi pengunjung dari arah Timur, seperti dari Maumere, wisatawan melintasi beberapa kabupaten di Pulau Flores, yakni Kabupaten Ende, Nagekeo, Ngada dan tibalah di jembatan perbatasan antara Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur. Nama jembatan perbatasan itu adalah Jembatan Waemokel.

Dari jembatan perbatasan itu, wisatawan menempuh perjalanan 1,5 jam menuju ke Borong, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur. Dan dari Borong menuju ke Kampung Paka, ditempuh dalam waktu 15 menit dan pemandu mengarahkan perjalanan menuju ke Air Terjun Cunca Rede.

Selasa (21/10/2014) pagi dengan  modal nekat, Kompas.com bersama dengan seorang jurnalis lainnya sangat penasaran dengan cerita tentang Air Terjun Cunca Rede. Wartawan yang penasaran itu  diundang secara mendadak oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral Manggarai Timur untuk melihat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro yang berada di Kampung Ntaur. Nah, kesempatan itu dimanfaatkan untuk melihat dari dekat keindahan Air Terjun Cunca Rede bersama dengan Camat Ranamese, Galus Ganggus.

Dari rasa penasaran tentang air terjun ini, Kompas.com dengan penuh semangat mengabadikan kesempatan langka dan terindah ini sekaligus mempromosikan keunikan pariwisata di Pulau Flores agar semakin dikenal di dunia luar.

Kompas.com bersama wisatawan lokal dipandu langsung oleh pemandu lokal, Marselinus Nahas dari Kampung Ntaur. Sebelum ke lokasi air terjun itu, Marselinus, menceriterakan beberapa hal yang harus dilalui wisatawan, di antaranya, wisatawan berjalan kaki di daerah perbukitan dan menyeberangi sebuah kali kecil. Menyeberangi kali kecil, pengunjung harus melepas sepatu supaya tidak terpeleset dengan licinnya batu kali.

Marselinus menjelaskan, ada dua arah jalan menuju ke air terjun Cunca Rede, yakni melintasi jalan bagian bawah dan melintasi perbukitan dan jalan menurun menuju ke air terjun. Sesungguhnya ada dua air terjun di kawasan hutan ini, yang satunya Air Terjun Waemusur, namun, tidak terlalu tinggi. Justru yang sering dikunjungi wisatawan asing adalah Air Terjun Cunca Rede.

“Kita melintasi hutan yang masih asli dengan pohon-pohon yang sangat besar. Namun, pada musim hujan, apabila kita melintasi hutan ini, kita hati-hati dengan lintah darat. Selain itu wisatawan bisa mandi dibawah air terjun tersebut dengan merasakan air dinginnya,” jelasnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air Terjun Cunca Rede setinggi 70 meter berada`di Kampung Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Marselinus, warga sering melihat wisatawan asing berwisata ke air Terjun Cunca Rede. Kadang-kadang dua kali sebulan dan bahkan akhir bulan Oktober 2014, ada sejumlah wisatawan asing yang sudah menginformasikan mau berkunjung ke air terjun ini. Barangkali di dunia luar sudah mengenal tentang air terjun ini sebab wisatawan selalu mengunjunginya walaupun dengan medan jalan yang sangat berat.

Camat Ranamese, Galus Ganggus kepada Kompas.com menjelaskan, potensi wisata alam, air terjun dan pantai yang indah tidak didukung dengan infrastruktur jalan yang bagus. Kabupaten Manggarai Timur memiliki kekayaan pariwisata yang belum disentuh dengan baik. Walaupun banyak keunikan yang berada di kecamatan-kecamatan, tetapi tidak didukung dengan jalan raya yang bagus.

“Turis yang nekat saja yang terus mengunjungi Air Terjun Cunca Rede, walaupun jalan raya dari Paka menuju ke Kampung Ntaur belum ada peningkatan pengaspalan jalan rayanya. Jalan rayanya masih bebatuan, walaupun ada dua jembatan yang sedang dibangun permanen. Geliat dari pariwisata keajaiban binatang Komodo sangat terasa di Manggarai Timur di mana wisatawan selalu melintasi wilayah Manggarai Timur setiap hari, baik dengan mobil maupun dengan motor," jelas Galus Ganggus.

Penulis: Kontributor Manggarai, Markus Makur
Editor : I Made Asdhiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar