Nando saudara saya, WA seperti berikut:
Sore Kaka Engky
Kak, apa keterkaitan antara kerbau (ranggak kaba) di kerucut bubungan niang manggarai dengan peradaban bangasa Manggarai?
Apakah ada sebuah kisah tertentu dalam cerita bangasa Manggarai mendewakan kerbau?
Rumah adat Manggarai menggunakan tanduk kerbau di pucaknya. Mengapa? Menurut saya, ini menunjukkan bahwa orang Manggarai itu tak lupa sejarah bahwa leluhirnya yang datang dari Minangkau merukan seorang pemenang pertarungan.
Kisah ini berawal dari pertarungan dua kerbau, besar dan jecil. Kerbau kecil menang. Berikut kisahnya:
Kisah yang saya tahu berkaitan hubungan antara kerbau dan orang Manggarai adalah kisah para leluhur Manggarai yang berasal dari Minangkabau.Minangkabau itu ada di Padang, Sumatra Barat.Orang Mannggarai mengartikan Minangkabau dengan sebutan Menang Kerbau.Mengapa Menang Kkerbau? Konon ada salah satu kerjaan Sumatra Barat. Namanya Pagarujung. Dahulu kala, kerjaan ini sulit dikalahkan. Saat itu di Nusantara, Majapahit berada di Puncak kerjaannya, dengan patihnya Gejah Mada.Namun, sayang, Majapahit belum menaklukan Pagarujung.Tapi orang Pagarujuung menganjurkan jangan perang antara manusia. Tapi perang antar binatang disepakati pertarungan atau adu kerbau.Majapahit memilih kerbau jantan besar dengan tanduk panjang. Orang Pagarujung tahu ini. Maka mereka mempersiapkan kerbau kecil yang masih menyusui.
Begitu tiba hari pertarungan, kerbau Pagarujung menang karena kerbau kecil menganggap skrotum kkerbau jantan Majapahit ini susu induknya. Dia mengisapnya sambil tanduknya menusuk ke perut kerbau besar itu. Kerbau besar terluka, mengerang kesakitan. Peraduan kerbau dimengangkan oleh Pagarujung. Majapahit tak jadi menguasai Pagarujung.
Kisah Miangkabau menurut orang Manggarai adalah kiisah kemenangan. Jadi orang Manggarai adalah orang yang selalu menang.
Ketika mereka merantau kisah ini diwariskan. Termasuk ketika Masur menuju Manggarai.
Kisah (nunduk) tentang Minangkabau ini saya pernah dengar langsung di Rumah Gendang Wela dari Bapak almarhum Bone Kaso pada tahun 1980 - an, saat saya masih SD.
Namun sedikit ada pergeseran. Karena menurut kita di manggarai, orang yang bertikai adalah seama orang Pagarujung.
Pertikaian antara kakak dan adik. Ini versi orang Mannggarai.
Beberapa tahun lalu saya ngobrol dengan orang Padang. Kisah sebenarnya bukan pertikaian sesama orang SumBar tetapi antara Kerjaan Majapahit vs Pagarujung.
Paling tidak ada dua orang Padang yang mengisahkan hal ini. Pertama saat saya pakai taksi dari Sarina ke Cempaka putih. Kkedua di Pulau Gadung.
Manggarai bagian utara, dari Nggorang boleng pacar kolang ndoso cibal lamba leda yg saya tahu banyak orang dari ketuturunan Sulawasi, Kak. Bahkan sampai di lelak orang2 sulawesi itu ada. Mengapa mingkabau ini menghegemoni?
Kisah Manggarai sekarang adalah cerita tentang kemenangan penguasa.
Terutama penguasa Todo Pongkor.
Cibal sebagai Kerjaaan pertama di bumi Nusa Lale (Manggarai). Todo Pongkor muncul kemudian. Todo Pongkor mau merebut kekuasaan dari Cibal. Caranya? Perang.
Seingat saya 3 kali perang. Perang pertama, sama-sama kuat. Maka Todo melancarkan strategi "Sotor molas Pelus" dan Rewung Taki Tana saat perang Weol, Cancar.
Cibal terkesima. Ternyata ini strategi "Kuda Troya". Pppasukan Cibal tertipu. Begiru mereka merayakan kemengngan di Benteng Weol, Cancar, datanglah pasukan Todo mengepung mereka. Pasukan Cibal dilindas saat itu. Benteng Weol jatuh ke Todo.
Perang kedua. Cibal melakukan pembalasan. Ketika Todo sibuk memperluas wilayah ke timur menuju ke Adak Tana Dena (wilayah Bajawa), pasukan Cibal menyerang Todo. Pasukan perang Todo masih di luar ketika Cibal berhasil memasuki istana Todo.
Cibal memasuki kerjaan Todo melalui kerja sama dengan orang -orang sekitar Todo yang kontra terhadap adak Todo, seperti oranng Kampung Lia dan sekitarnya. Orang-orang ini yang mununjukkan jalan ke Todo.
Pasukan Cibal masuk ke Todo dengan mudah. Lalu mereka membakar Niang Todo.
Hanya, salah satu kesaktian Todo yang tidak bisa diambil oleh Cibal adalah batu Adat "Watu Todo". Batu ini sebenarnya Lingga. Simbol kejantanan Todo.
Dengan membakar Niang Todo, Cibal keluar sebagai pemenang di Perang kedua.
Perang ketiga dimenangkan Todo. Todo sakit hati atas terbakarnya Rumah Adat " Niang Todo". Lalu mereka menghimpun pasukan. Mereka menyerang Cibal.
Kedua kubu masing-mamsing mencari mitra sekutu, baik lokal maupun non lokal. Cibal bersekutu dengan Lambaleda (lokal) dan Bugis (kerajaan non lokal). Todo bersekutu dengan Bajo (lokal) dan Bima (non lokal). Todo dan Bajo mengutus " Keka dan Laru menuju ke Bima untuk melobi. Ini yang kemudian kita kenal dalam sebutan go'et dalam mengundang petarung (Laki Kewit) dalam perang memperebutkan tanah di Manggarai : Keka benta pe'ang, Laru benta Lau".
Dengan dukungan sekutu-sekutu ini, perang sengit terjadi di berbagai tempat. Todo berhasil memukur mundur pasukan perang Cibal. Satu demi satu wilayah Cibal jatuh ke tangan Todo.
Dengan dukungan sekutu-sekutu ini, perang sengit terjadi di berbagai tempat. Todo berhasil memukur mundur pasukan perang Cibal. Satu demi satu wilayah Cibal jatuh ke tangan Todo.
Pertempuran terakhir di Bea Loli Cibal. Pasukan perang Cibal bertahan di Benteng Bea Loli. Todo menerapkan startegi Bang Asu: " Ong....,, hola, hia " dalam menguasi benteng itu dan membunuh Pasukan Perang Cibal termasuk Kraeng Mlambe Bolong Pales".Todo berhasil masuk ke istana kerjaan Cibal dan melalukan pencabutan benda Kramat kerajaan yakni" Watu Cibal". Dengan berhasil mencabut Batu Lingga Cibal ini, perllawanan Cibal berakhir dan Todo keluar sebagai pemenang.Maka Todo menguasai seluruh Manggarai, termasuk simbol rumah adat, dengan simbol Tanduk Kerbau (Rangga Kaba) di atas bubungan Mbaru Gendang.
Itu alasannya yang saya temukan e ase Nando. Persppektif saya ini berdasarkan buku Manggarai Mencari Pencerahan Histografi karya Dami Toda.
Hemat saya buku ini sangat Todo - Pongkor.
Saya dengar riak-riak mereka dari kawasan bekas Kerajaan Cibal dan Lambaleda bahwa cerita yang sebenarnya bukan seperti itu.
Tetapi itu sebatas riak.
Kita masih menunggu Sejarah Manggarai versi orang Cibal. Entah kapan bisa ada.
Kalau memang belum ada kita nikmati dulu kisah Manggarai yang disajikan oleh Dami Toda (almarhum).
Keka dan Laru itu utusan Todo dan Bajo yang menuju Bima untuk meminta bantuan Bima agar bersekutu dengan dengan Todo dalam rangka memerangi Cibal.
Orang Bajo dipakai Todo krn orang Bajo bisa Bahasa Bima.
Dari sejarah agama Islam, orang Padang/ Minangkabau yang mengenal Islam lebih awal daripada Orang Sulawesi. Orang Minangkabau menagadakan Siar Islam kepada orang Sulawesi )Bugis). Boleh jadi kecendekiaan dan kepemimpinan orang Minagkabau lebih kuat daripada orang Sulawesi (Bugis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar