Rabu, 24 Juni 2020

TANDUK KERBAU DI RUMAH ADAT MANGGARAI

TANDUK KERBAU DI RUMAH ADAT MANGGARAI

Nando  saudara  saya, WA  seperti berikut: 


Sore Kaka Engky

Kak, apa keterkaitan antara kerbau (ranggak kaba) di kerucut bubungan niang manggarai dengan peradaban bangasa Manggarai?
Apakah ada sebuah kisah tertentu dalam cerita bangasa Manggarai mendewakan kerbau?


Rumah  adat Manggarai menggunakan tanduk kerbau di  pucaknya. Mengapa? Menurut saya, ini menunjukkan bahwa orang Manggarai itu tak lupa sejarah  bahwa  leluhirnya yang  datang  dari Minangkau merukan seorang pemenang pertarungan. 
Kisah ini berawal dari pertarungan dua kerbau, besar dan jecil. Kerbau kecil  menang.  Berikut  kisahnya: 


Kisah yang saya tahu berkaitan hubungan antara  kerbau dan orang Manggarai adalah   kisah para leluhur Manggarai yang berasal dari  Minangkabau.Minangkabau itu ada di Padang, Sumatra Barat.Orang Mannggarai mengartikan Minangkabau dengan  sebutan Menang  Kerbau.Mengapa Menang Kkerbau?  Konon ada salah satu kerjaan  Sumatra Barat. Namanya Pagarujung. Dahulu kala, kerjaan ini sulit dikalahkan. Saat itu di Nusantara, Majapahit berada di Puncak kerjaannya, dengan patihnya Gejah Mada.Namun, sayang, Majapahit belum menaklukan Pagarujung.Tapi orang Pagarujuung  menganjurkan jangan  perang antara  manusia. Tapi  perang antar binatang  disepakati pertarungan atau adu   kerbau.Majapahit memilih kerbau  jantan besar dengan tanduk panjang. Orang Pagarujung tahu  ini. Maka mereka mempersiapkan kerbau kecil yang masih menyusui.
Begitu  tiba  hari  pertarungan, kerbau Pagarujung menang karena kerbau kecil menganggap skrotum kkerbau jantan Majapahit ini  susu induknya. Dia mengisapnya sambil  tanduknya menusuk  ke perut kerbau besar itu. Kerbau besar terluka, mengerang kesakitan. Peraduan kerbau dimengangkan oleh  Pagarujung. Majapahit tak jadi menguasai  Pagarujung.
Kisah Miangkabau menurut orang Manggarai adalah  kiisah  kemenangan. Jadi orang Manggarai adalah orang yang selalu  menang.
Ketika  mereka merantau kisah ini diwariskan. Termasuk  ketika Masur menuju Manggarai.


Kisah (nunduk)  tentang Minangkabau ini  saya  pernah  dengar langsung  di Rumah Gendang Wela dari Bapak almarhum Bone Kaso  pada  tahun 1980 - an, saat  saya  masih  SD.
Namun  sedikit  ada  pergeseran. Karena  menurut  kita  di manggarai, orang yang  bertikai adalah seama  orang  Pagarujung.

Pertikaian antara kakak  dan  adik. Ini  versi  orang Mannggarai.

Beberapa  tahun  lalu saya    ngobrol dengan  orang Padang. Kisah  sebenarnya bukan pertikaian sesama orang  SumBar  tetapi antara  Kerjaan Majapahit  vs  Pagarujung.

Paling  tidak  ada  dua orang Padang yang mengisahkan hal ini. Pertama saat saya  pakai taksi dari Sarina ke Cempaka putih. Kkedua  di Pulau  Gadung.



Manggarai bagian utara, dari Nggorang boleng pacar kolang ndoso cibal lamba leda yg saya tahu banyak orang dari ketuturunan Sulawasi, Kak. Bahkan sampai di lelak orang2 sulawesi itu ada. Mengapa mingkabau ini menghegemoni?

Kisah Manggarai sekarang adalah cerita tentang kemenangan penguasa.
Terutama penguasa   Todo  Pongkor.
Cibal sebagai Kerjaaan  pertama di bumi Nusa Lale (Manggarai). Todo Pongkor muncul kemudian. Todo Pongkor mau merebut kekuasaan  dari Cibal. Caranya? Perang.
Seingat saya   3 kali perang.  Perang pertama, sama-sama kuat. Maka Todo  melancarkan strategi "Sotor molas Pelus"  dan Rewung  Taki  Tana saat  perang Weol, Cancar.
Cibal terkesima. Ternyata  ini strategi "Kuda Troya".  Pppasukan  Cibal tertipu. Begiru mereka merayakan kemengngan di Benteng Weol, Cancar, datanglah pasukan Todo mengepung  mereka.  Pasukan Cibal dilindas saat itu. Benteng Weol jatuh ke Todo.
Perang kedua. Cibal melakukan pembalasan. Ketika  Todo  sibuk memperluas wilayah ke timur menuju ke Adak Tana Dena (wilayah Bajawa), pasukan Cibal  menyerang  Todo. Pasukan perang Todo masih di luar ketika Cibal berhasil memasuki istana Todo.
Cibal memasuki kerjaan  Todo  melalui kerja sama dengan orang -orang sekitar Todo yang  kontra  terhadap adak Todo, seperti  oranng Kampung Lia  dan sekitarnya. Orang-orang ini yang mununjukkan jalan ke Todo.
Pasukan Cibal masuk ke Todo dengan mudah. Lalu mereka  membakar  Niang Todo.
Hanya, salah satu kesaktian Todo yang tidak  bisa diambil oleh Cibal adalah batu Adat "Watu Todo".  Batu  ini sebenarnya Lingga. Simbol kejantanan Todo.
Dengan  membakar Niang Todo, Cibal  keluar  sebagai pemenang di Perang kedua.
Perang ketiga  dimenangkan Todo. Todo sakit  hati atas terbakarnya   Rumah Adat " Niang Todo". Lalu mereka menghimpun  pasukan. Mereka  menyerang  Cibal.
Kedua  kubu  masing-mamsing  mencari mitra  sekutu, baik lokal maupun non lokal. Cibal bersekutu dengan Lambaleda (lokal)  dan Bugis (kerajaan non lokal).  Todo  bersekutu dengan  Bajo (lokal) dan Bima (non lokal).  Todo dan Bajo mengutus " Keka  dan Laru menuju ke Bima untuk melobi. Ini yang kemudian   kita kenal dalam sebutan  go'et dalam mengundang petarung  (Laki Kewit) dalam perang memperebutkan tanah di  Manggarai : Keka  benta  pe'ang, Laru benta Lau".
Dengan   dukungan sekutu-sekutu ini, perang sengit  terjadi  di berbagai tempat. Todo berhasil memukur  mundur pasukan perang Cibal. Satu demi satu wilayah Cibal jatuh ke tangan Todo.
Dengan   dukungan sekutu-sekutu ini, perang sengit  terjadi  di berbagai tempat. Todo berhasil memukur  mundur pasukan perang Cibal. Satu demi satu wilayah Cibal jatuh ke tangan Todo.
Pertempuran  terakhir di Bea  Loli  Cibal. Pasukan perang Cibal  bertahan di Benteng Bea Loli. Todo menerapkan startegi Bang Asu: " Ong....,, hola,  hia "  dalam menguasi  benteng itu  dan membunuh Pasukan Perang Cibal termasuk  Kraeng Mlambe  Bolong Pales".Todo  berhasil masuk ke istana kerjaan  Cibal dan melalukan pencabutan   benda Kramat kerajaan  yakni" Watu Cibal".   Dengan  berhasil  mencabut  Batu Lingga  Cibal ini, perllawanan Cibal berakhir  dan  Todo keluar  sebagai pemenang.Maka  Todo  menguasai  seluruh Manggarai, termasuk   simbol  rumah adat, dengan simbol Tanduk Kerbau (Rangga Kaba)  di atas  bubungan Mbaru Gendang.
Itu  alasannya  yang  saya  temukan e  ase  Nando.  Persppektif  saya ini berdasarkan buku Manggarai Mencari Pencerahan Histografi  karya  Dami  Toda.


Hemat  saya   buku ini sangat  Todo - Pongkor.
Saya  dengar riak-riak  mereka dari kawasan  bekas  Kerajaan Cibal  dan  Lambaleda   bahwa cerita yang sebenarnya bukan seperti  itu.
Tetapi  itu  sebatas  riak.
Kita  masih menunggu  Sejarah Manggarai  versi  orang  Cibal.  Entah  kapan  bisa  ada.
Kalau memang  belum  ada  kita   nikmati  dulu kisah Manggarai yang disajikan oleh Dami Toda (almarhum).

Keka dan Laru itu  utusan Todo  dan Bajo yang menuju  Bima  untuk meminta bantuan Bima agar bersekutu  dengan  dengan Todo dalam rangka memerangi Cibal.

Orang Bajo dipakai Todo krn orang Bajo  bisa  Bahasa  Bima.

Dari  sejarah agama Islam, orang Padang/ Minangkabau yang mengenal Islam  lebih awal daripada Orang Sulawesi. Orang Minangkabau menagadakan Siar Islam  kepada orang Sulawesi )Bugis). Boleh  jadi kecendekiaan   dan kepemimpinan orang Minagkabau  lebih kuat  daripada  orang Sulawesi (Bugis).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar