http://travel.kompas.com/read/2016/01/04/132800827/Tradisi.Kepok.Menyambut.Imam.Baru.di.Manggarai.Barat?utm_campaign=related&utm_medium=bp-kompas&utm_source=travel&
Tradisi "Kepok" Menyambut Imam Baru di Manggarai Barat
SENJA di Laut Flores, Jumat (20/11/2015) lalu
menyambut kedatangan Imam baru, Pater Dionisius Anggo Man, OFM bersama
dua rekannya di jalan pedesaan dari arah Tentang, Kecamatan Ndoso menuju
ke Golowelu, Ibu Kota Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat,
Flores, Nusa Tenggara Timur.
Imam yang ditahbiskan oleh Mgr. Hubertus Leteng, Pr di Lapangan Sepakbola Ndoso, Kamis (19/10/2015) lalu bersama lima rekannya menambah deretan imam di Keuskupan Ruteng serta ordo Fransiskan Indonesia.
Biasanya, sesudah Upacara Tahbisan, Imam baru pada hari berikutnya merayakan Misa Sulung di Paroki asalnya. Pater Dion, OFM berasal dari Paroki Roh Kudus Golowelu.
Pada Jumat (20/11/2015), tiga Imam baru dari Ordo Fransiskan Indonesia itu dihantar keluarganya dari Kampung Tentang menuju ke Golowelu.
Iring-iringan kendaraan roda dua dan roda empat menghantar Imam baru menuju ke Paroki Roh Kudus Golowelu.
Tua adat menyambut dengan tawu yang berisi moke untuk menyambut Imam
baru di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat
(20/11/2015).
Setiba di pintu masuk Gereja Roh Kudus Golowelu, tetua adat bersama dengan kaum perempuan sudah menunggu kedatangan Imam baru tersebut.
Sambil memegang ‘Tawu’ yang berisi tuak, tetua adat dengan pakaian adat khas Manggarai Raya menyambut gembira atas peristiwa pentahbisan Imam baru dari parokinya.
Sementara kaum perempuan dengan pakaian kebaya dan balibelo di kepala mereka menantikan kedatangan Imam baru itu.
Kain selendang Songke Manggarai serta topi songke Manggarai sudah disiapkan untuk dikalungan kepada Imam baru dan beberapa rombongan tersebut.
Selanjutnya
tetua adat melaksanakan ritual ‘Kepok’ dengan Tuak didalam ‘Tawu’ untuk
menyapa imam baru dan rombongannya sebelum memasuki Pastoran Paroki Roh
Kudus Golowelu. Warga Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (20/11/2015), mengantarkan Imam baru dengan gong dan kendang.
Sesudah ritual itu dilaksanakan, Imam baru dan rombongannya diantar dengan tarian Sanda dari pintu masuk menuju ke Gereja untuk melaksanakan ibadat singkat.
Sesudah ibadat singkat di dalam Gereja, Imam baru dan rombongan diantar ke Pastoran Paroki untuk melanjutkan ritual adat. Saat tiba di ruang Tamu, tetua adat melaksanakan ritual ‘Kepok’ dengan menggunakan ayam jantan berwarna putih sebagai tanda syukur atas rahmat yang diterimanya.
Pater Dionisius Anggo Man, OFM mengucapkan terima kasih banyak atas penyambutan dari tua-tua adat serta umat di Paroki Roh Kudus Golowelu.
Tradisi ‘Kepok’ Cara Orang Manggarai Menyambut Tamu Menyambut Imam baru di Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (20/11/2015), diiringi dengan tarian adat setempat.
Semakin gencarnya Pariwisata di Pulau Flores bagian barat dengan masuknya Komodo sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia membangkitkan semangat orang Manggarai Raya untuk mempertahankan berbagai ritual-ritual. Salah satu yang terus dilakukan adalah ritual ‘Kepok’ untuk menyambut tamu.
Ritual ‘Kepok’ dengan benda Tuak lokal serta ayam jantan warna putih sebagai tanda ketulusan orang Manggarai Raya menerima tamu yang berkunjung ke wilayah Manggarai Raya.
Saat kunjungan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri puncak Sail Komodo pada September 2013 lalu, tua-tua adat melaksanakan ritual ‘Kepok’ di Bandar Udara Komodo.
Selanjutnya,
pada kunjungan Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Widodo di
Manggarai Barat pada Desember 2015, juga disambut dengan ritual ‘Kepok’
di Bandara Komodo Labuan Bajo sebelum meresmikan Terminal Penumpang
Bandara Komodo. Imam baru di Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (20/11/2015), dengan ayam putih di tangannya.
Bahkan, tamu-tamu asing yang melaksanakan kunjungan ke wilayah Pulau Flores Bagian Barat disambut dengan ritual ‘Kepok’. Ritual ini sebagai ungkapan ketulusan orang untuk menerima tamu secara terbuka. Setiap tamu disambut dengan ramah sebagai budaya orang Flores Barat.
Imam yang ditahbiskan oleh Mgr. Hubertus Leteng, Pr di Lapangan Sepakbola Ndoso, Kamis (19/10/2015) lalu bersama lima rekannya menambah deretan imam di Keuskupan Ruteng serta ordo Fransiskan Indonesia.
Biasanya, sesudah Upacara Tahbisan, Imam baru pada hari berikutnya merayakan Misa Sulung di Paroki asalnya. Pater Dion, OFM berasal dari Paroki Roh Kudus Golowelu.
Pada Jumat (20/11/2015), tiga Imam baru dari Ordo Fransiskan Indonesia itu dihantar keluarganya dari Kampung Tentang menuju ke Golowelu.
Setiba di pintu masuk Gereja Roh Kudus Golowelu, tetua adat bersama dengan kaum perempuan sudah menunggu kedatangan Imam baru tersebut.
Sambil memegang ‘Tawu’ yang berisi tuak, tetua adat dengan pakaian adat khas Manggarai Raya menyambut gembira atas peristiwa pentahbisan Imam baru dari parokinya.
Sementara kaum perempuan dengan pakaian kebaya dan balibelo di kepala mereka menantikan kedatangan Imam baru itu.
Kain selendang Songke Manggarai serta topi songke Manggarai sudah disiapkan untuk dikalungan kepada Imam baru dan beberapa rombongan tersebut.
Sesudah ritual itu dilaksanakan, Imam baru dan rombongannya diantar dengan tarian Sanda dari pintu masuk menuju ke Gereja untuk melaksanakan ibadat singkat.
Sesudah ibadat singkat di dalam Gereja, Imam baru dan rombongan diantar ke Pastoran Paroki untuk melanjutkan ritual adat. Saat tiba di ruang Tamu, tetua adat melaksanakan ritual ‘Kepok’ dengan menggunakan ayam jantan berwarna putih sebagai tanda syukur atas rahmat yang diterimanya.
Pater Dionisius Anggo Man, OFM mengucapkan terima kasih banyak atas penyambutan dari tua-tua adat serta umat di Paroki Roh Kudus Golowelu.
Semakin gencarnya Pariwisata di Pulau Flores bagian barat dengan masuknya Komodo sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia membangkitkan semangat orang Manggarai Raya untuk mempertahankan berbagai ritual-ritual. Salah satu yang terus dilakukan adalah ritual ‘Kepok’ untuk menyambut tamu.
Ritual ‘Kepok’ dengan benda Tuak lokal serta ayam jantan warna putih sebagai tanda ketulusan orang Manggarai Raya menerima tamu yang berkunjung ke wilayah Manggarai Raya.
Saat kunjungan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri puncak Sail Komodo pada September 2013 lalu, tua-tua adat melaksanakan ritual ‘Kepok’ di Bandar Udara Komodo.
Bahkan, tamu-tamu asing yang melaksanakan kunjungan ke wilayah Pulau Flores Bagian Barat disambut dengan ritual ‘Kepok’. Ritual ini sebagai ungkapan ketulusan orang untuk menerima tamu secara terbuka. Setiap tamu disambut dengan ramah sebagai budaya orang Flores Barat.
Penulis | : Kontributor Manggarai, Markus Makur |
Editor | : I Made Asdhiana |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar