Lima Warisan Leluhur Manggarai Jadi Budaya Nasional dan Dunia
http://travel.kompas.com/read/2016/09/11/071000327/lima.warisan.leluhur.manggarai.jadi.budaya.nasional.dan.dunia
Kompas.com - 11/09/2016, 07:10 WIB
Dari sekian banyak warisan leluhur di Kabupaten Manggarai, ada lima yang sudah ditetapkan menjadi budaya Nasional. Dan satu menjadi budaya dunia.
Kelima warisan leluhur itu adalah Tarian Caci, Penti, Lodok, arsitektur rumah gendang (Mbaru Niang), dan Kampung Adat Waerebo.
Ditetapkan menjadi budaya nasional dan dunia karena dalam ritus dan warisan yang ada terkandung banyak cerita dan falsafah hidup masyarakat Manggarai Raya. Bahkan, warisan itu masih hidup di tengah-tengah arus budaya global.
Bupati Manggarai, Deno Kamelus kepada KompasTravel, Jumat (9/9/2016) menjelaskan, pemerintah secara nasional menghargai tradisi dan warisan leluhur yang masih hidup di tengah masyarakat Indonesia.
Kamelus menjelaskan, Pemkab Manggarai terus memberikan dukungan kepada masyarakat di kampung-kampung supaya rakyat semakin mencintai budaya leluhur.
Selain itu, pemerintah selalu hadir saat ritus-ritus penti dan sebagainya. Diakui Kamelus, warisan ini sebagai simpul pengembangan pariwisata di Manggarai dan sekitarnya.
Adapun pengertian dari lima warisan leluhur orang Manggarai yang dihimpun KompasTravel sebagai berikut.
Penari Caci di Kampung Lembah Paundoa, Desa Komba, Kecamatan Kota
Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur. Permainan
rakyat ini dilakukan satu lawan satu. Meski saling pukul dan
menimbulkan luka, tidak ada dendam diantara kedua pemain.
1. Tarian CaciKeunikan
dari tarian ini adalah menari-nari sambil melantunkan nyanyian lokal.
Selain, permainan caci adalah permainan satu lawan satu. Ada dua pasang
yang saling memukul dan menangkis.
Lawan memukul dengan cemeti sedang yang satu menangkis dengan menggunakan tameng berbentuk bulat yang terbuat dari kulit kamping, kerbau dan sapi.
Tarian ini juga mengungkapkan sebuah kegembiraan dari orang Manggarai terhadap ritual adat, seperti perkawinan, syukuran atas tahbisan imam, peresmian rumah adat.
Tak ada permusuhan dalam tarian ini, baik di arena pertandingan maupun di luar. Baik seseorang mengalami luka di tubuhnya akibat terkena cemeti, tak ada pembalasan di luarnya. Semua diselesaikan di arena pertandingan tersebut.
Tua adat di seluruh wilayah Manggarai Raya selalu melaksanakan ritual
Penti pada akhir tahun untuk mensyukuri keberhasilan selama setahun
berlangsung. Foto diabadikan 26 Juli 2015.
2. PentiPenti
dapat diartikan dengan syukuran. Penti dilaksanakan sekali setahun.
Syukuran atas keberhasilan panen dan lain sebagainya. Satu kampung
berkumpul dalam satu rumah adat yang disebut Mbaru Gendang untuk
mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan selama setahun.
Uniknya, semua warga masyarakat dari beberapa suku dari satu kampung, yang tersebar di kampung lain diundang hadir untuk mengikuti ritualnya.
Penti juga sebagai perjumpaan kekeluargaan. Rasa kekeluargaan dan keakraban sangat terasa. Bahkan, saat itu untuk mengenal satu sama lain yang masih memiliki hubungan kekeluargaan.
Persawahan dengan sistem Lodok di Kampung Bangka Tuke, Kelurahan
Bangka Tuke, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT,
Sabtu (23/4/2016).
3. LodokLodok
merupakan sebuah sistem pembagian tanah yang sangat adil. Lodok sering
disebut dengan pembagian tanah seperti jaring laba-laba. Sebelum
mengenal pembagian tanah secara nasional, leluhur orang Manggarai
memiliki sistem tersendiri dalam membagi tanah.
Ada beberapa persawahan di Kabupaten Manggarai yang ada Lodoknya. Seperti di persawahan Cancar.
Sistem persawahan Lodok ini menjadi daya tarik wisatawan asing yang berprofesi sebagai ahli pertanian, ahli pertanahan dan lain sebagainya. Bahkan, banyak orang sudah meneliti sistem pembagian tanah tersebut.
Rumah adat Gendang orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang di Kampung
Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT,
dengan arsitektur yang unik, Selasa (22/3/2016).
4. Arsitektur Rumah GendangRumah
Gendang yang berbentuk kerucut menjadi daya tarik bagi arsitektur
Indonesia dan dunia untuk meneliti bentuk warisan leluhur orang
Manggarai dalam membangun rumah. Rumah adat Gendang orang Manggarai yang
disebut Mbaru Niang selalu mengerucut ke langit.
Banyak peneliti asing dan Nusantara yang melakukan kajian terhadap bentuk pembangunan rumah orang Manggarai.
Orang Manggarai tidak mengenal seng melainkan mengenal Wunut atau Ijuk. Jadi, orang Manggarai sering menyebut rumah adatnya dengan sebutan Mbaru Wunut.
5. Waerebo
Waerebo adalah sebuah perkampungan yang berada di sebuah lembah. Waerebo merupakan sebuah perkampungan dengan Mbaru Niang. Saat ini orang menyebut Kampung Adat Waerebo karena keunikan rumah adat Gendang dari orang Manggarai.
Ini merupakan warisan leluhur orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang. Banyak peneliti asing, dan wisatawan Nusantara, fotografer, jurnalis selalu tertarik untuk melakukan perjalanan ke Kampung tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar